KOMPAS.com - Revolusi Industri 4.0 sering juga disebut sebagai cyber physical system. Revolusi ini menitikberatkan pada otomatisasi dan mengkolaborasikannya dengan teknologi siber.
Revolusi Industri 4.0 muncul pada abad ke-21. Ciri utama dari revolusi industri ini adalah penggabungan informasi dan teknologi komunikasi dalam bidang industri.
Munculnya Revolusi Industri 4.0 menyebabkan adanya perubahan dalam berbagai sektor. Jika semula membutuhkan pekerja banyak, namun kini bisa digantikan dengan penggunaan mesin teknologi.
Dilansir dari situs Forbes.com, Revolusi Industri 4.0 membuat semua hal menjadi lebih efektif, mudah dijangkau serta meminimalisir pemborosan.
Contohnya produksi makanan. Jika semula membutuhkan tenaga manusia untuk membuatnya, kini bisa menggunakan teknologi canggih untuk membuatnya.
Baca juga: Jelaskan Pengaruh Revolusi Industri Terhadap Perubahan Iklim di Bumi!
Mengutip dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), ada lima teknologi yang menjadi fokus utama dalam Revolusi Industri 4.0, yakni:
IoT merupakan penggabungan mesin digital, mekanis serta komputasi untuk menjalankan berbagai fungsi melalui komunikasi yang terhubung dengan internet.
Hal ini dapat menghilangkan interaksi antar manusia serta interaksi dengan komputer. Contoh IoT di Indonesia adalah aplikasi Qlue untuk smart city.
Sesuai dengan namanya, big data merupakan kumpulan data yang yang sangat besar dan banyak. Hal ini membutuhkan pengelolaan yang baik dan benar, tujuannya agar bisa mengambil keputusan di organisasi atau perusahaan dengan bijak.
Contoh penyedia layanan big data di Indonesia adalah Sonar Platform serta Warung Data.
AI adalah teknologi mesin atau komputer yang memiliki tingkat kecerdasan yang sama seperti manusia. Dalam penggunaan, AI membutuhkan data yang saling berkesinambungan.
Contoh penggunaan AI adalah layanan aplikasi chatbot serta pengenalan wajah atau face recognition.
Baca juga: Revolusi Industri: Sejarah dan Perkembangan
Cloud computing merupakan teknologi yang menggunakan internet sebagai sarana pengelolaan data serta aplikasi.
Cloud computing mengharuskan pengguna untuk memiliki hak akses sehingga bisa terkonfigurasi dengan server melalui internet. Contoh cloud computing adalah FreeCloud.
Addictive manufacturing sering juga disebut sebagai 3D printing. Teknologi ini ditujukan untuk membuat desain digital sesuai dengan objek nyatanya.
Revolusi Industri 4.0 terdengar menjanjikan karena ada berbagai kemudahan yang bisa didapat. Namun, sebenarnya ada dampak positif dan negatif dari revolusi industri ini.
Dilansir dari situs Binus University (Binus.ac.id), berikut adalah dampak positif dan negatif dari Revolusi Industri 4.0:
Dampak positif:
Baca juga: Revolusi Industri dan Dampaknya bagi Indonesia
Dampak negatif:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.