KOMPAS.com - Apartheid adalah kebijakan politik rasial yang diterapkan di Afrika Selatan pada tahun 1948.
Dalam sistem Apartheid, terdapat pemisahan hak dan kewajiban antara ras kulit putih dan kulit hitam yang disahkan melalui Undang-Undang.
Akar politik Apartheid bermula awal abad ke-20 Masehi. Politik pemisahan ras di Afrika Selatan dimulai setelah Perang Boer.
Ketika Uni Afrika Selatan dibentuk pada tahun 1910 di bawah kendali Inggris, orang Eropa di Afrika Selatan membentuk struktur dan kebijakan politik rasial baru di negara tersebut.
Kebijakan rasial dan deskriminatif dapat terlihat ketika Inggris memberlakukan pembatasan terhadap hak legislatif masyarakat kulit hitam di Afrika Selatan.
Baca juga: Peradaban Akkadia: Sistem Pemerintahan dan Kebudayaan
Pada perkembangannya, Partai Nasional Afrika secara resmi memperkenalkan politik Apartheid pada 1948. Anggota partai ini berasal dari etnis kulit putih keturunan Belanda (Afrikaner) yang menguasai politik dan pemerintahan di Afrika Selatan.
Partai Nasional Afrika berhasil memenangkan pemilu pada tahun 1948 dan mendirikan rezim Apartheid. Rezim ini mendeklarasikan Afrika Selatan sebagai negara kulit putih, dan kelompok ras lain selain kulit putih tidak memiliki hak-hak politik dan warga negara penuh.
Dalam buku Sejarah Afrika (2016) karya Darsiti Soeratman, rezim Apartheid memberlakukan deskriminasi terhadap kaum kulit hitam Afrika Selatan melalui hukum negara.
Dalam hukum tersebut, terdapat pembagian ruang hidup antara ras-ras di Afrika Selatan. Golongan kulit putih memperoleh 87 persen wilayah Afrika Selatan, sedangkan kaum kulit hitam hanya mendapat 13 persen.
Deskriminasi kebijakan juga terjadi di bidang pendidikan, sosial dan budaya. Bahkan Perdana Menteri Afrika Selatan, Hendrik F Verwoerd menyebutkan bahwa sebuah kesalahan besar jika masyarakat Afrika Selatan hidup dalam kesetaraan dan persamaan hak.
Baca juga: Peradaban Inca: Sistem Pemerintahan dan Seni Bangunan
Tuntutan penghapusan Aperthaid di Afrika Selatan muncul dari dalam negeri maupun masyarakat internasional.
Dalam buku Nelson Mandela: The Authorised Biography (2016) karya Anthony Sampson, tuntutan penghapusan Apartheid dari dalam negeri muncul melalui golongan kulit hitam dan beberapa golongan kulit putih yang peduli nasib masyarakat Afrika.
Gerakan penghapusan apartheid mulai digaungkan oleh tokoh-tokoh nasional Afrika Selatan pada tahun 1960-an. Berikut beberapa tokoh-tokoh Afrika Selatan yang memperjuangkan penghapusan Apartheid:
Tuntutan penghapusan apartheid dari masyarakat Internasional berlangsung sekitar tahun 1980-an.
Afrika Selatan beberapa kali dilarang mengikuti event internasional seperti olimpiade dan kejuaraan dunia karena masih menerapkan apartheid
Baca juga: Sejarah Peradaban Aztec
Penghapusan politik Apartheid di Afrika Selatan memiliki dampak yang sangat besar di segala aspek kehidupan. Beberapa dampak dari penghapusan sistem Aparthaid di Afrika Selatan, yaitu: