KOMPAS.com - Menulis adalah salah satu kegiatan ekspresif untuk menuangkan pikiran dan karya. Menulis juga merupakan salah satu jenis karya sastra yang hasilnya berupa naskah.
Penulisan naskah untuk pementasan umumnya merupakan bentuk penuangan ide untuk bisa dilakonkan oleh pemain drama.
Naskah merupakan salah satu bahan untuk bermain teater. Karakter dan tokoh utama tertulis di dalam naskah.
Alur dan cerita atau plot tertulis jelas pada sebuah naskah. Sehingga memudahkan pemain dan sutradara untuk menafsirkan watak yang diinginkan pengarang.
Dilansir dari buku Metode Pembelajaran Drama: Apresiasi, Ekspresi, dan Pengkajian (2011) karya Suwardi Endraswara, menuliskan hasil tulisan tersebut biasanya masuk ke dalam karya sastra, salah satunya ialah naskah drama. Naskah adalah karya fiksi yang memuat kisah atau, lakon.
Baca juga: Pengertian Fragmen dan Teknik Dasar Akting Teater
Dalam menulis naskah drama atau teater ada beberapa langkah yang harus diperhatikan.
Dalam buku Sang Penguasa: Sebuah Penciptaan Seni Naskah Drama dan Dua Drama Lainnya (2010) karya Nur Iswantara, menjelaskan beberapa teknik menuliskan naskah fragmen yang mengacu pada teori dramaturgi.
Berikut teknik-teknik menulis naskah:
Ide atau gagasan biasanya didapatkan dari berbagai hal yang ada disekitar penulis.
Hal-hal tersebut merupakan fenomena-fenomena yang menarik menurut penulis naskah. Di mana dituangkan agar menjadi satu kesatuan tulisan yang bisa diceritakan.
Tema merupakan sebuah gagasan pokok yang dikembangkan oleh penulis.
Baca juga: Drama: Pengertian, Jenis dan Unsurnya
Pengembangan gagasan pokok tersebut didapatkan berdasarkan hasil ide yang ditentukan sebelumnya.
Tema merupakan landasan utama dalam menulis sebuah cerita atau menulis naskah.
Tema yang sudah ditetapkan kemudian dibuat menjadi sebuah kerangka cerita.
Pada tahap ini penulis akan memulai cerita dengan membuat inti cerita, cerita secara keseluruhan, dan lebih fokus yang dipaparkan dalam peristiwa-peristiwa sehingga mempunyai cerita yang dramatik.