Prasasti Kota Kapur ditemukan di Pulau Bangka dengan terulis tahun 608 saka (656 M).
Isi pada prasasti Kota Kapur mengenai permintaan kepada para Dewa untuk menjaga Kerajaan Sriwijaya.
Selain itu menghukum setiap orang bermaksud jahat.
Prasasti Karang Berahi ditemukan di Jambi dengan terulis tahun 608 saka (686 M). Isi prasasti Karang Berahi sama dengan isi prasasti Kota Kapur.
Prasasti Ligor berangka tahun 775 M yang ditemukan di Ligor, Semenanjung Melayu. Sementara prasati Nalanda ditemukan di India Timur.
Baca juga: Cerita Pedagang Emas, Tampung Harta Karun Diduga Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Selain prasasti bukti keberadaan Kerajaan Sriwijaya juga lewat berita dari China. Berita dari China merupakan sumber sejarah Sriwijaya yang penting.
Di mana dari pendeta Buddha China bernama I-Tsing yang melakukan perjalanan ke India dan
mampir ke Sriwijaya.
Ia singgah di Sriwijaya untuk belajar bahasa Sansekerta selama enam bulan.
Ia juga mengatakan bahwa Sriwijaya merupakan sebuah kota benteng dan dihuni kurang lebih
1.000 orang biksu dan mereka belajar dibawah pimpinan biksu terkenal bernama Sakyakirti.