Karena bentuknya tipis dan pendek, dupa tersebut cepat habis di bakar. Asapnya hanya sedikit, sehingga harus membakar 3-4 batang agar efektif mengusir nyamuk.
Melihat hal tersebut, Ueyama memiliki gagasan untuk membuat bentuknya lebih tebal dan panjang.
Hanya saja, jika bentuknya panjang akan memakan tempat dan menjadi tidak praktis untuk dijual-belikan.
Baca juga: Anjing Laut dan Singa Laut, Serupa Tapi Tak Sama
Pada 1902, Ueyama menemukan ide untuk tetap membuat dupa tersebut dalam bentuk panjang namun praktis, yaitu berbentuk melingkar atau coil.
Sebelum masuknya perusahaan atau industri modern seperti sekarang, kala itu Ueyama harus melengkungkanggya secara manual.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.