Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lambang Garuda Pancasila: Makna dan Sejarahnya

Kompas.com - 19/12/2019, 16:00 WIB
Ari Welianto,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Garuda Pancasila merupakan lambang negara bangsa Indonesia. Lambang negara ini berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke kanan.

Di burung Garuda juga ada semboyan Bhineka Tunggal Ika yang artinya meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Lambang negara Garuda Pancasila ini penggunaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) no 43 Tahun 1958.

Arti dan Makna Lambang Garuda Pancasila

Dilansir dari situs Portal Informasi Indonesia, pada lambang tersebut memiliki warna keemasan yang itu melambangkan keagungan dan kejayaan.

Garuda memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang melambangkan kekuatan dan tenaga pembangunan. Pada Garuda Pancasila ada 17 helai bulu di masing-masing sayap, dan delapan helai bulu pada ekornya.

Lalu 19 helai bulu di bawah perisai atau pada pangkal ekor, dan 45 helai bulu di leher.

Baca juga: Bahas Lambang Negara AS, Putin Sindir Trump

Itu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.

Dilansir dari situs Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), pada perisai di lambang negara tersebut terdapat lima simbol yang mempunyai arti berbeda.

  1. Bintang melambangkan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Rantai melambangkan prinsip Kemanusiaan yang adil dan beradab.
  3. Pohon Beringin adalah prinsip Persatuan Indonesia.
  4. Kepala Banteng melambangkan prinsip demokrasi yang dipimpin oleh kebijaksaan dalam permusyawaratn perwakilan.
  5. Padi dan Kapas melambangkan sila keadialan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Burung Garuda mencengkram sebuah gulungan bertuliskan moto negara Indonesia Bhineka Tunggal Ika. Itu artinya Kesatuan dalam keberagaman, meskipun berbeda namun tetap satu jua.

Baca juga: Hina Lambang Negara, Ini Hukumannya

Sejarah lambang negara

Lambang negara pertama kali dipakai pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 11 Februari 1950.

Ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak yang selanjutnya disempurnakan oleh Presiden Sukarno. Kemudian pada 15 Februari 1950 diperkenalkan untuk pertama kalinya di Hotel Des Indes Jakarta.

Menurut cerita kuno zaman dulu, burung Garuda adalah kendaraan Dewa Wisnu yang merupakan dewa di ajaran agama Hindu.

Baca juga: 5 Berita Populer Nusantara: Wanita Berpakaian Ketat Diberi Sarung Saat Razia hingga Poster Bernuansa Pelecehan Lambang Negara di Undip

Dalam mitologi Hindu, burung Garuda diceritakan sangat menyanyangi dan selalu berusaha untuk melindungi sang ibu. Garuda bertarung dengan naga yang menangkap ibunya.

Untuk membebaskan ibunya, Garuda diminta untuk memberikan Amertha Sari, air yang bisa memberika kehidupan abadi. Ia pun lalu berkelana mencari dan akhirnya bertemu dengan Dewa Wisnu. 

Dewa Wisnu lalu memberikan amertha sari kapadanya dan selanjutnya Garuda menjadi tunggangannya. 

Sikap yang tangguh dan kuat ini menginspirasi Sukarno untuk menjadikan Burung Garuda sebagai lambang negara.

Ini agar rakyat Indonesia memiliki semangat yang kuat untuk membebaskan ibu pertiwi dari para penjajah.

Bahkan pada tahun 1956, seniman Sudharnoto menciptakan lagu Garuda Pancasila dan ini menjadi lagu wajib perjuangan Indonesia.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com