Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/12/2019, 11:42 WIB
Penulis Ari Welianto
|

KOMPAS.com - Kita sering melihat pelangi dengan warna yang indah sehabis hujan turun.

Pelangi merupakan fenomena alam yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari. Bagaimana pelangi bisa muncul?

Proses terjadinya pelangi

Terjadinya pelangi karena proses pembiasan. Matahari membiaskan sinarnya ke tetes-tetes atau air dan menghasilkan warna-warna indah yang terpisahkan.

Saat proses pembiasan sinar matahari terjadi, cahaya dibelokan berpindah tempat dari arah lain dari perjalanan satu medium ke medium lainnya (udara ke air).

Setiap warna-warna pelangi akan dibelokkan pada sudut yang berbeda sehingga akan memberikan warna yang indah pada pelangi.

Warna pertama yang di belokkan adalah warna ungu, sedangkan warna terakhir yang di belokkan adalah warna merah.

Baca juga: Gandeng Swasta, Pemkot Semarang Akan Cat Ulang Kampung Pelangi

Nantinya, akan terlihat warna mejikuhibiniu, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Dilansir dalam Encylopaedia Britannica (2015), pelangi paling sering terlihat saat sinar matahari menyerang tetesan hujan yang jatuh dari awan hujan yang jauh.

Biasanya, ini terjadi pada pagi hari atau sore hari. Saat matahari terlalu jauh di atas cakrawala, maka tidak ada pelangi yang terlihat.

Jika matahari lebih rendah di langit, bagian dari busur itu menjadi terlihat. Jika matahari cukup rendah dan saat berada di tempat yang cukup tinggi, seperti di gunung atau di pesawat terbang, akan melihat pelangi melingkar.

Jenis pelangi

Dilansir Tribun Solo (2/4/2019), ada lima jenis pelangi. Berikut kelima jenis pelangi dan penjelasannya:

Pelangi primer

Pelangi primer adalah pelangi yang paling sering dilihat. Pelangi ini dibentuk oleh pembiasan dan pantulan internal sinar cahaya yang masuk ke titik hujan.

Baca juga: Keajaiban Alam Pegunungan Pelangi Ternyata Juga Ada di Peru

Warna yang dihasilkan pelangi primer dari dalam ke luar adalah ungu, biru, hijau, kuning, oranye, dan merah.

Pita merah membuat sudut sekitar 42 derajat dengan sinar matahari, dan pita berwarna lainnya membuat sudut yang lebih kecil berturut-turut.

Moonbow atau pelangi yang muncul di malam hari adalah salah satu fenomena sangat langka. Beruntung ada yang berhasil menangkap momen ini. Moonbow atau pelangi yang muncul di malam hari adalah salah satu fenomena sangat langka. Beruntung ada yang berhasil menangkap momen ini.

Secondry bow

Ada juga pelangi lain yang kurang intens dan kadang terlihat. Namanya busur sekunder atau secondary bow.

Busur sekunder, bila terlihat di luar busur utama dan dengan urutan warna yang terbalik.

Ini diproduksi oleh cahaya yang telah dipantulkan dari dua titik berbeda di belakang drop sebelum muncul ke udara.

Pelangi tingkat tinggi sangat lemah, sehingga jarang terlihat. Cahaya bisa tercermin lebih dari sekali.

Baca juga: Pesona Bukit Pelangi Kelabba Maja, Dipercaya sebagai Lokasi Berdiamnya Para Dewa

Sinar keluar dari pusatnya pada sudut 50 derajat untuk warna merah, efek ini menghasilkan pelangi sekunder yang warnanya terbalik dibandingkan dengan primer.

Sekunder memiliki 43 persen total kecerahannya dari yang utama, namun kecerahan permukaannya lebih rendah karena cahaya yang disebarkan di atas sudut yang lebih tinggi.

Primer dan sekunder bersifat konsentris. Pelangi bukanlah hanya serangkaian cincin berwarna.

Langit di dalamnya terang karena tetesan air hujan, sinar cahaya yang menjalani refleksi di tetesan hujan

Area antara primer dan sekunder lebih gelap dari langit sekitarnya yang disebut “Alexander’s dark band”.

Dalam kasus lain Zona Alexander tampak gelap karena tidak ada sumber cahaya yang tersebar di sudutnya.

Baca juga: Datang ke Festival Teluk Jailolo, Jangan Lupa Jelajahi Indahnya Pantai Tanjung Rappa Pelangi

Supernumerary bows

Pelangi jenis ini biasanya punya warna hijau, merah muda, dan ungu yang dominan.

Supernumerary bows terjadi ketika terkena tetesan air hujan terkena pelangi utama dengan ukuran kecil dan seragam. Jumlah dan jaraknya dapat berubah dari menit ke menit.

Lunar rainbow

Pelangi tidak hanya disebabkan oleh matahari, juga bisa terjadi karena bulan. Ini dinamakan lunar rainbow.

Pelangi hanya membutuhkan tetesan air dan sumber cahaya.

Bulan purnama bisa memiliki cahaya yang cukup terang. Cahaya ini dapat dibiaskan oleh tetesan hujan seperti yang terjadi pada matahari.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+