Lanskap Asia Tenggara ditandai dengan banyaknya pegunungan, dataran hijau, dan dataran tinggi.
Sementara perairannya umumnya laut dangkal dan jumlah sungai yang sangat banyak. Sungai ini berpengaruh pada perekonomian negara-negara ASEAN.
Iklim yang mendukung dan banyaknya sungai membuat sebagian besar negara ASEAN mengandalkan agrikultur sebagai sumber pangan dan ekspor.
Selain pangan, negara-negara ASEAN juga menghasilkan pisang, karet, kelapa sawit, dan kelapa.
Kekayaan bumi yang menguntungkan antara lain minyak, emas, timah, tembaga, dan mineral lainnya.
Baca juga: Isuzu Siap Ekspor Traga ke ASEAN
Negara-negara ASEAN juga jadi pusat pengolahan tekstil, garmen, elektronik, gula.
Banyaknya hutan tropis di Asia Tenggara juga membuat negara-negara ASEAN jadi pengekspor kayu dan buah-buahan.
Penduduk Asia Tenggara yang padat, mencapai 500 juta, juga menjadi pasar yang memikat dunia. Seper sepuluh penduduk dunia tinggal di Asia Tenggara.
Sepuluh negara di Asia Tenggara dipisah oleh empat zona waktu berbeda. Berdasarkan Greenwich Mean Time (GMT) atau Coordinated Universal Time (UTC), berikut pembagiannya:
Namun pada 1995, Singapura mengusulkan agar empat zona waktu itu dijadikan satu. Penyatuan zona ini guna melancarkan bisnis dan perekonomian.
Baca juga: Ihwal Kesamaan Waktu, ASEAN Masih Sukar Bersepakat
ASEAN diusulkan bersatu dengan China mengikuti UTC+08.00.
Selain Singapura, Malaysia juga mengusulkannya pada 2004. Usulan ini terus bergulir kendati belum semua anggota ASEAN setuju.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.