KOMPAS.com - Salah satu organ reproduksi pada wanita adalah vagina.
Dilansir dari buku Selamat Datang Masa Remaja (2019) oleh Sri Bulan Musmiah, vagina merupakan saluran berotot yang dapat melebar dan menyempit.
Vagina berfungsi sebagai tempat penampungan sperma selama hubungan seksual.
Berikut pertanyaan mengenai vagina yang beredar di media sosial:
Pertanyaan
Vagina merupakan organ reproduksi wanita yang memiliki ph rendah yaitu sekitar 4,5. Jika ph vagina lebih tinggi maka wanita tersebut akan mudah terkena penyakit. Dari pernyataan diatas, mengapa hal tersebut dapat terjadi ....
Jawab:
Dikutip dari buku Skin Infection: It's A Must Know Disease (2016) oleh Swi Linuwih, vagina yang memilih pH tinggi, yakni berkisar 5,2.
Pada pH vagina yang tinggi umumnya muncul koloni mikrobiota.
Sebab, asam laktat yang dihasilkan laktobasilus dapat memelihara pH vagina tetap rendah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan virus.
Berdasarkan buku Infeksi Menular Seksual (2017) oleh Abrori dan Mahwar Qurbaniah, vagina mengeluarkan lendir asam dengan pH sekitar 4 untuk menjaga kelembapan dan menjaga agar bakteri tetap terkendali.
Adapun bakteri yang berperan dalam mempertahankan pH vagina adalah bakteri Bacillus doderlain.
Lendir vagina yang normal adalah jernih dan licin.
Sebagai informasi, vagina terdiri dari tiga lapisan, lapisan terdalam terdiri dari lapisan mukosa jaringan yang memproduksi lendir.
Kemudian, lapisan tengah adalah otot dan lapisan terluar adalah lapisan fibrosa/berserat.
Pada wanita dewasa, panjang vagina berkisar 10-12 cm, namun dinding ototnya bisa membesar dan berkontraksi saat terjadi rangsangan seksual.
Vagina juga berperan sebagai saluran lahir janin.
Itulah penjelasan mengenai mengapa pH pada vagina tetap asam.
https://www.kompas.com/skola/read/2023/12/15/120000369/apakah-yang-terjadi-jika-ph-vagina-tinggi-