KOMPAS.com - Munculnya paham bahwa ekspor harus selalu lebih besar dari impor, merupakan resep pertumbuhan ekonomi yang diungkapkan oleh David Ricardo.
Konsep ini lebih dikenal sebagai teori keunggulan komparatif atau comparative advantage. Teori ini dicetuskan pertama kali oleh David Ricardo pada 1817.
Apa itu teori keunggulan komparatif?
Asumsi teori keunggulan komparatif
Dikutip dari buku Pengantar Bisnis Internasional (2023) karya Hardiyono dkk, keunggulan komparatif terjadi ketika suatu negara memproduksi barang dengan harga lebih murah.
Selain itu, produksi barangnya juga jauh lebih efisien dibanding negara lain yang memproduksi barang serupa.
Dalam buku Ekonomi Pembangunan (2023) oleh Zul Fadli dkk, disebutkan bahwa konsep keunggulan ini bisa dipakai dalam konteks perdagangan nasional maupun internasional.
Namun, secara spesifik, teori keunggulan komparatif milik David Ricardo ini lebih banyak digunakan dalam konteks perdagangan internasional.
Dilansir dari buku Ekonomi Makro Islam (2021) oleh Husna Ni'matul Ulya, berikut asumsi teori keunggulan komparatif menurut David Ricardo:
Contoh teori keunggulan komparatif
Agar lebih memahaminya, berikut contoh teori keunggulan komparatif:
Indonesia dan Thailand sama-sama menjadi penghasil sumber daya laut terbesar. Namun, untuk jenis barang yang sama, harga barang Indonesia jauh lebih murah dibanding Thailand.
Selain itu, hasil produksinya, seperti sarden kalengan dan lain-lain, juga lebih efisien dan hemat. Atas hal inilah, Indonesia bisa dikatakan memiliki keunggulan komparatif.
Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi. Namun, harga kopi Malaysia jauh lebih murah dibanding Indonesia.
Oleh sebab itu, Malaysia memiliki keunggulan komparatif atas produksi kopinya.
https://www.kompas.com/skola/read/2023/07/01/070000869/konsep-teori-keunggulan-komparatif-milik-david-ricardo