KOMPAS.com - Tari Merak berasal dari Kota Bandung Provinsi Jawa Barat. Seiring perkembangan zaman, tari Merak mulai dikenal secara luas.
Dalam buku R Tjetje Somantri: Tokoh Pembaharu Tari Sunda (2000) oleh Ending Caturwati, tari Merak pertama kali diciptakan oleh R. Tjetje Somantri pada 1955 dan ditampilkan dalam acara Konferensi Asia Afrika.
Kemudian Irawati Durban Ardjo menyempurnakan tarian Merak pada 1965 dan digunakan hingga sekarang. Hal ini karena tugas Presiden Sukarno untuk mempersiapkan New York Worlds Fair pada 1965.
Irawati kemudian mengamati grak gerik burung merak. Gerakan ini bercerita tentang pesona burung merak jantan yang bersolek menarik perhatian hati sang merak betina.
Tarian Merak Irawati ini memiliki nuansa klasik Sunda baru dengan adanya unsur lain yang digunakan. Panduan proses pembuatan tari Merak Irawati tidak lepas dari karya Tjetje yang sudah lebih dahulu menciptakan gerakan tersebut.
Kostum tari Merak
Pengembangan tari Merak juga memiliki perbedaan dalam penggunaan kostum. Jika tari Merak oleh Tjetje menggunakan sayap merak sebagai properti kostum, sedangan Irawati menggunakan ekor merak sebagai propertinya.
Bagian-bagian kostum tari Merak, sebagai berikut:
Gerak tari Merak
Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, gerak tari Merak yaitu:
Tari Merak bisa dipentaskan secara individu maupun kelompok. Bisa ditarikan secara bersama-sama atau bergantian di dalam kelompok.
Di dalam tari Merak terkandung berbagai nilai-nilai mulai dari religi dan kehalusan budi. Secara keseluruhan, gerakan tari Merak bermakna sebagai salah satu perwujudan atas rasa kagum terhadap keindahan burung merak.
Nilai religi tari Merak menggambarkan rasa syukur atas keindahan alam termasuk makhluk hidup ciptaan Tuhan. Nilai kehalusan budi digambarkan dalam gerakan yang terstruktur secara baik, rapi, dan indah oleh penari.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/04/150000369/tari-merak-terinspirasi-dari-keindahan-burung-merak