Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Contoh Resesi Ekonomi

KOMPAS.com - Resesi ekonomi adalah situasi terjadinya penurunan nilai pertumbuhan ekonomi rill menjadi negatif sepanjang sepertiga tahun berturut-turut.

Resesi ekonomi pada suatu wilayah secara simultan akan memberikan pengaruh kepada penurunan pada seluruh kegiatan ekonomi, seperti investasi, lapangan pekerjaan, dan penurunan keuntungan perusahaan.

Diambil dari buku Mewaspadai Terulangnya Krisis Ekonomi 1998 dan Upaya Pencegahannya (2020) Eri Hariyanto, terjadinya resesi ekonomi sering kali diindikasikan dengan menurunnya atau meningkatnya harga-harga komoditas dalam negeri.

Jika tidak segera diatasi, resesi akan berlangsung dalam jangka waktu lama sehingga menjadi depresi ekonomi.

Berikut beberapa contoh kasus resesi ekonomi yang pernah terjadi, yaitu:

Resesi Hebat 2008

Terdapat empat kuartal berturut-turut pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) negatif, yaitu dua kuartal terakhir 2018 dan dua kuartal pertama 2009.

Resesi dimulai pada kuartal pertama 2008 ketika PDB menyusut 2,3 persen. Ekonomi kehilangan 16.000 pekerjaan pada 2008.

Tidak seperti kebanyakan resesi, permintaan untuk perumahan melambat terlebih dahulu. Akibatnya, sebagian besar ahli ekonomi mengira ini hanyalah akhir dari sekotor perumahan, bukan awal resesi.

Berikut faktanya:

Hal ini menandakan resesi yang berturut-turut pada 2008 dan 2009. Hal ini menjadi resesi hebat karena menjadi resesi terpanjang.

Kondisi ini berdampak pada turunnya realisasi pertumbuhan ekonomi nasional yang diprediksi mencapai level 5,5 persen namun pada realisasinya hanya tercapai pada kisaran 4,7 persen.

Pemulihan perekonomian global yang lamat dari perkiraan dan kekhawatoran akan pengurangan terhadao stimulus keuangan oleh The Fed menjadi penyebab utama lesunya perekonomian dunia dan berimbas pada perekonomian domestik.

Lesunya perekonomian dunia itu menimbulkan berbagai dampak terhadap perekonomian Indonesia, di antaranya:

  • Tidak tercapainya target-target yang tercantum dalam APBN 2015.
  • Kondisi ekspor Indonesia yang sebagian besar masih mengandalkan ekspor komoditi mentah mengalami penurunan permintaan.

Dengan dampak seperti itu, target penerimaan APBN tidak tercapai. Dampak lanjutannya adalah terjadinya peningkatan defisit APBN yang harus dibiayai dengan penerbitan utang baru.

Pemerintah harus menerapkan berbagai cara dan kebijakan agar perekonomian Indonesia segera keluar dari kondisi tersebut.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/08/04/170000469/contoh-resesi-ekonomi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke