Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Obyek Pengamatan IPA

Alam dipelajari agar manusia mampu memahami fenomena-fenomena yang terjadi dalam hidupnya.

Untuk mempelajarinya, para ilmuwan atau scientist melakukan pengamatan. Apa itu pengamatan?

Dilansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengamatan atau observasi adalah melihat dan memperhatikan dengan teliti.

Atep Sujana dalam bukunya berjudul Dasar-dasar IPA: Konsep dan Aplikasinya (2014) menyebut kegiatan pengamatan memang lebih banyak menggunakan indra penglihat atau mata.

Namun kenyataannya, pengamatan tak hanya mengandalkan mata, melainkan juga indra lainnya.

Misalnya, untuk mengetahui apakah buah kelapa mengandung air dan seberapa banyak airnya.

Tentu mata tidak bisa melihat isi di dalam buah kelapa. Untuk mengamatinya, kita perlu menggoyang-goyang atau mengocoknya.

Jika tidak berbunyi, berarti airnya penuh. Sementara jika berbunyi, air di dalam kelapa tidak penuh.

Apakah hukum, keadilan, hubungan antarmanusia, termasuk dalam obyek pengamatan IPA?

Obyek pengamatan IPA adalah segala sesuatu yang ada di alam semesta. Namun yang diamati adalah benda atau materi yang bersifat konkret atau berwujud.

Sehingga, hukum, keadilan, cinta, tidak termasuk dalam obyek pengamatan IPA karena merupakan nilai-nilai yang abstrak atau tidak berwujud.

Obyek pengamatan IPA contohnya makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan. Ketiganya dipelajari dalam cabang ilmu biologi.

Kemudian fenomena dan gejala alam dipelajari dalam cabang ilmu fisika.

Ada juga cabang ilmu yang mempelajari susunan, struktur, dan sifat dan reaksi dari unsur serta materi. Kita menyebutnya dengan kimia.

Penyelidikan IPA

Obyek yang ada di alam diamati dalam IPA dengan tujuan untuk memahami fenomena yang terjadi.

Ilmu pengetahuan tentang alam berguna untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.

Di masa lampau, nenek moyang manusia mengamati benda-benda di langit dan menemukan pola atau keteraturan.

Kini, IPA dipelajari untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Mulai dari teknologi untuk menghasilkan energi hingga campuran zat untuk mengobati penyakit.

Agar menjadi ilmu pengetahuan yang berguna, pengamatan terhadap benda-benda di alam tidak hanya dilihat dan dirasakan saja.

Penyelidikan dan pengamatan juga disertai dengan pengukuran dan pencatatan. Hasilnya, menjadi data atau informasi.

Selanjutnya, dibuat inferensi. Inferensi adalah kesimpulan dari hasil pengamatan.

Hasil pengamatan dibuat penjelasannya untuk menemukan pola-pola atau hubungan. Dari situ, ilmuwan bisa membuat perkiraan maupun pembuktian.

Terakhir, hasil pengamatan juga harus dikomunikasikan. Mengkomunikasikan hasil penyelidikan bisa dengan lisan maupun tulisan.

Data dan inferensi yang didapat bisa disajikan dalam bentuk tabel, grafik, bagan, maupun gambar.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/16/152848369/obyek-pengamatan-ipa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke