Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bisnis Hidroponik: Tantangan dan Pemasarannya

Tantangan bisnis hidroponik

Meski terlihat mudah, bukan berarti melakukan bisnis hidroponik tanpa persiapan yang matang. Lantip Kurniawan dari Kiel's Farm Sleman mengatakan bahwa berbisnis hidroponik memiliki tantangan tersendiri. 

Salah satunya material yang masih harus impor. Media tanam rockwool masih kerap kekurangan suplai.

Lantip mengatasinya dengan membuat gully atau wadah tanam sendiri. Gully buatan Lantip diproduksi dari material terbaik sehingga bisa tahan tujuh tahun dan anti sinar UV.

Gully lokal buatannya tidak kalah dengan yang impor, dan harganya lebih murah.

Selain itu, tantangan lain yang dihadapi yakni mengendalikan suhu air. Inti dari tanaman hidroponik adalah air. Sebisa mungkin, air harus berada di bawah 30 derajat celsius.

Sebab ini akan memengaruhi proses penyerapan yang dibutuhkan tanaman. Penyerapan bisa tidak optimal jika suhu air tinggi.

Namun Lantip berhasil mengatasinya dengan membuat instalasi yang terstandarisasi. Tandon air untuk tanaman hidroponiknya ditanam di tanah agar tidak kepanasan. Kapasitasnya pun diperbesar.

Kemudian pada siang hari, dilakukan pengkabutan agar suhunya terjaga dan berpengaruh pada nutrisi.

Pemasaran hidroponik

Untuk pemasaran, Lantip menyalurkan kepada masyarakat di sekitar. Ia juga menawarkan ke teman-teman komunitasnya untuk menjualkan produknya.

Khususnya pemilik usaha kuliner. Ia menjadi pemasok bagi restoran yang memiliki menu salad dan sayuran.

Selain itu, Lantip juga memasarkan produknya secara online. Ia membuat fanpage di Facebook serta akuin Instagram.

Dengan demikian, masyarakat mengetahui keberadaan penghasil sayuran di daerah Sleman.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/06/090530169/bisnis-hidroponik-tantangan-dan-pemasarannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke