Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jenis Teh dan Morfologinya

KOMPAS.com - Teh selalu menjadi menu minuman pilihan dalam segala suasana. Teh ternyata memiliki berbagai manfaat dan karakter.

Dr Dadan Rohdiana melalui jurnalnya Teh: Proses, Karakteristik, dan Komponen Fungsionalnya (2015) mengatakan masyarakat dunia menempatkan teh sebagai minuman kedua setelah air putih.

Tanaman teh

Tanaman teh memilki nama lain camellia sinensis yang biasanya digunakan sebagai minuman tradisional.

Semua jenis teh dihasilkan dari bahan baku yang sama. Tanaman teh dibudidayakan secara komersial terdiri dari dua varietas utama, yaitu Camellia sinensis (L) O.Kuntze var.sinensis dan Camellia sinensis (Master) Kitamura var.assamica.

Tanaman teh merupakan salah satu tanaman perdu berdaun hijau yang bisa tumbuh dengan tinggi 6-9 meter.

Di wilayah perkebunan, tanaman teh dipertahankan dengan ketinggian hingga 1 meter dengan pemangkasan berkala.

Hal ini untuk mempermudah pemetikan daun agar didapatkan tunas-tunas daun teh yang cukup banyak.

Pada umumnyam tanaman teh tumbuh di daerah yang memiliki iklim tropis dengan ketinggian 200-2.000 mdpl dengan suku cuaca 14-25 derajat celcius.

Tanaman teh terdiri dari banyak spesies yang tersebar di Asia Tenggara, India, China Selatan, Laos, Muanghai Utara, dan Burma.

Jenis teh

Daunnya yang berukuran kecil ini ternyata memiliki banyak jenis dan tentunya karakteristik yang cukup banyak. Berikut beberapa jenis teh sekaligus proses pengolahannya.

  • Teh putih

Dari segala jenis teh yang ada, teh putih atau white tea memiliki proses pengolahan paling sederhana, yaitu pelayuan dan pengeringan.

Bahan baku yang digunakan untuk proses pembuatan teh putih hanya berasal dari pucuk dan dua daun dibawahnya.

Pelayuan dapat dilakukan dengan memanfaatkan panas dari sinar matahari. Biasanya proses pelayuan untuk mengurangi 12 persen kadar air dari daun.

Setelah layu, daun dikeringkan menggunakan mesin pengering. Pucuk teh kemudian akan menjadi jenis mutu silver needle, sedangkan dua daun dibawahnya menjadi white poeny.

  • Teh hijau

Teh hijau dibedakan menjadi dua, yaitu teh hijau China (Panning Type) dan teh hijau Jepang (Steaming Type).

Baik teh hijau China maupun Jepang, prinsip dasas proses pengolahannya adalah inaktivasi enzim polifenol oksidase untuk mencegah terjadinya oksimatis yang merubah polifenol menjadi senyawa oksidasi berupa teaflavin dan tearubigin.

Pada proses pengolahan teh hijau China menggunakan mesin pelayuan berupa rotary panner untuk menginaktivasi enzim.

Sementara teh hijau Jepang menggunakan steamer dalam menginaktivasi enzimnya. Daun teh yang sudah dilayukan, kemudian dugulung dan dikeringkan hingga kadar air tertentu.

  • Teh Oolong

Setelah sampai di pabrik, teh jenis ini harus segera dilayukan dengan memanfaatkan sinar matahari sambil digulung halus menggunakan tangan ataupun mesin.

Tujuan penggulungan halus untuk mengoksidasi sebagian polifenol yang terdapat pada daun teh.

Proses ini dikenal sebagai proses semi oksimatis. Setelah cukup semi oksimatis, daun teh kemudian dikeringkan.

  • Teh hitam

Dibandingkan dengan jenis lainnya, teh hitam paling banyak diproduksi yaitu sebesar 78 persen. Kemudian menyusul teh hijau 20 persen dan sisanya teh oolong dan teh putih.

Teh hitam merupakan teh dengan proses pengolahan yang cukup rumit. Berdasarkan prosesnya dibedakan menjadi dua, yaitu teh hitam ortodoks dan crushing teraing curling (CTC).

Pada proses pengolahan teh hitam ortodoks , daun teh dilayukan selama 14-18 jam. Setelah layu daun teh digulung, digiling, dan dioksimatis selama satu jam.

Sementara untuk proses pengolahan CTC, pelayuan membutuhkan waktu 8-11 jam dan diikuti dengan proses penggilingan yang sangat kuat untuk mengeluarkan cairan sel semaksimal mungkin.

Proses selanjutnya adalah pengeringan yang bertujuan untuk menghentikan proses oksimatis dan menurunkan kadar air.

Teh kering selanjutnya disortir dan digrading untuk menghasilkan jenis mutu teh tertentu.

Morfologi teh

Teh memiliki ciri morfologi yang bisa diperhatikan, yaitu:

  • Daun

Teh memiliki daun tunggal yang tumbuh berselang-seling pada cabang yang tumbuh dari ketiak daun hingga bawah tajuk.

Bentuk helai daun langset dengan tulang daun yang menyirip dan runcing pada bagian ujungnya.

Tepi daun teh lancip bergerigi. Daun teh muda memiliki warna yang lebih terang dan ukuran lebih lebar dibandingkan daun tua.

Sedangkan daun tua memiliki warna hijau kelam dengan permukaan yang lebih licin dibandingkan daun muda.

  • Akar

Tanaman teh memiliki perakaran tunggang dengan cabang yang berjumlah sedikit. Tanaman tegh memiliki akar yang dangkal dan peka terhadap keadaan tanah.

Kemampuan akar untuk menembus tanah hanya sampai 23 centimeter saja.

Di akar tanaman teh terdapat lapisan yang menyerupai gabus untuk mencegah keluar masuknya air dan sebagai tempat menyimpan makanan yang sebagian besar karbohidrat.

Karbohidrat disimpan pada akar untuk pertumbuhan pucuk baru setelah dilakukan pemangkasan.

  • Batang

Tanaman teh memiliki batang yang tumbuh lurus dan berjumlah banyak. Namun, batang tanaman teh memiliki ukuran kecil. Jika batang dipangkas, maka akan tumbuh tajuk seperti pohon cemara.

  • Bunga

Tanaman teh juga memiliki bunga tunggal yang keluar dari ketiak daun oada cabang dan ujung batang.

Bunga ini memiliki kelopak yang berjumlah sekitar 5-6 helai dengan warna putih dan berbau harum.

Perkembangan bunga teh mengikuti pertumbuhan daun. Biji yang dihasilkan dari bunga mengalami penyerbukan sendiri.

Sedangkan bunga yang sempurna memiliki putik dengan mahkota 5-7 buah dan tangkai sari yang panjang. Pada bagian dalam terdapat benang sari kuning dan menonjol 2-3 milimeter ke atas.

  • Buah dan biji

Buah tanaman teh merupakan tanaman berwarna hijau bersel tiga dengan dinding yang cukup tebal. Biji teh termasuk pada biji yang berkeping dua dengan kotiledon berukuran besar.

Bila dibelah, akan terlihat embrio akar dan tunas. Biji tersebut berwarna cokelat.

Manfaat teh

Teh dikenal sebagai sumber antioksidan yang bermanfaat untuk kesehatan. Berikut manfaat tanaman teh:

  1. Mengurangi resiko kanker.
  2. Menurunkan kadar kolesterol darah.
  3. Mencegah darah tinggi.
  4. Membunuh bakteri.
  5. Menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular.
  6. Mencegah nafas tidak sedap.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/01/120000969/jenis-teh-dan-morfologinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke