Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Evolusi Bola Lampu

KOMPAS.com - Bola lampu ditemukan oleh Thomas Alva Edison. Hal ini untuk mengganti lampu tradisional yang dinilai ribet.

Terus mengembangkan energi yang ada, Thomas Alva Edison mampu menciptakan lampu pijar yang memanfaatkan energi listri menjadi sebuah cahaya.

Dilansir dari Kompas.com, bola lampu terus mengalami perkembangan. Tuntutan hemat energi memicu inovasi hingga menghasilkan lampu yang kian efisien memanfaatkan energi.

Cahaya lampu pijar berasal dari nyala filamen, kawat tipis dari tungsten. Saat dinyalakan, arus listrik memanaskan filamen hingga suhu 2.200 derajat celcius hingga filamen berpijar.

Supaya panas hanya fokus pada filamen, tungsten ditempatkan dalam bola lampu kedap udara.

Pemanasan filamen akan mengikis permukaan tungsten hingga penampang kawat mengecil hingga filamen putus dan lampu tak bisa digunakan lagi.

Filamen yang mudah putus membuat usia lampu hanya empat bulan atau 1.000 jam untuk pemakaian 8 jam per hari.

Lampu pendar

Lampu pijar dihitung sangat boros, sehingga beberapa ilmuwan menghadirkan lampu pendar atau lampu fluorosensi pada 1938.

Lampu ini banyak digunakan di Indonesia, seperti lampu neon atau neon box.

Proses menghasilkan cahaya keduanya sama, lewat proses eksitasi elektron. Namun, kandungan gas yang dieksitasi berbeda. Eksitasi pada lampu neon hanya sekali, sedangkan lampu pendar dua kali.

Saat lampu dialiri listrik, elektroda pada ujung tabung lampu pendar memancarkan elektron bebas. Elektron itu akan mengionisasi gas argon dalam tabung bertekanan rendah.

Lampu pendar menghasilkan intensitas cahaya lebih baik daripada lampu pijar. Pengubahan cahaya ultraviolet menjadi cahaya tampak juga menghasilkan panas yang hilang ke lengkungan. Usia rata-rata lampu ini 8.500-10.000 jam.

LED

Keberadaan merkuri yang merupakan logam berat dalam lampu pendar jadi masalah baru karena merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan.

Tuntutan ada lampu yang kian hemat terus berkembang. Selain itu, lampu masa depan pun harus bisa diaplikasikan lebih luas.

Muncul lampu berteknologi dioda pemancar cahaya atau yang dikenal dengan light emitting diode (LED). Lahir pada tahun 1990 temuan ilmuwan Jepang Isamu Akasaki, Hiroshi Amano, dan Shuji Nakamura.

Sumber pencahayaan lampu LED berasal dari dioda berupa semikonduktor dari material padat dan mampu mengalirkan arus listrik.

Energi yang dilepaskan dari gerakan elektron dalam semikondutor itulah yang akan menghasilkan cahaya.

Saat listrik dialirkan, elektron bebas dari bagian negatif semikonduktor yang diperkaya elektron bebas mengalir ke bagian positif. Saat bersamaan, lubang elektron pada bagian positif bergerak ke bagian negatif.

Lebih dari 50 persen energi listrik pada LED dibah jadi cahaya. setiap 1 wayy listrik mampu menghasilkan cahaya berintensitas 70-100 lumen. Usia pakai bisa lebih lama hingga 50.000 jam.

(Sumber:Kompas.com/M Zaid Wahyudi | Yunanto Wiji Utomo)

https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/26/170944469/evolusi-bola-lampu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke