Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/01/2024, 18:35 WIB
Sarah Adhira Rahmah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Laut mati merupakan tempat paling asin di muka bumi. Hal ini disebabkan kadar garam di dalamnya sangat tinggi.

Istilah laut mati diperoleh dari keadaan yang ada di sana bahwa tidak terlihat adanya ikan yang hidup.

Baca juga: Kenapa di Laut Mati Bisa Mengapung? Ternyata ini Penjelasan Ilmiahnya

Namun, apakah benar-benar tidak ada kehidupan di laut mati?

Kehidupan bakteri di Laut Mati

Dilansir dari laman Sciencing.com, Senin (24/4/2017), ikan yang sampai ke laut mati dari Sungai Jordan memang akan mati mendadak. Akan tetapi, ternyata ada makhluk hidup yang mampu bertahan di sana.

Makhluk hidup itu adalah bakteri dan alga.

National Geographic dalam laman resminya, Sabtu (1/10/2011) menyebutkan bahwa bakteri ditemukan di antara lubang dan celah di dasar laut mati.

Lubang-lubang itu terletak di kedalaman 30 meter dari dasar laut dengan lebarnya sekitar 10 meter dan kedalaman lubang 13 meter.

Danny Ionescu, ahli mikrobiologi laut dari Jerman menjelaskan bahwa bakteri membentuk lapisan di dinding lubang. Koloni bakteri ini hidup di sekitar mata air di dasar laut yang mengeluarkan air tawar.

Lapisan bakteri ini baru dapat terlihat ketika air tawar keluar dari mata air sehingga kawah terlihat jernih. Bakteri bisa hidup karena memiliki kemampuan unik untuk beradaptasi di lingkungan ekstrem.

Banyak bakteri yang bisa bertahan hidup pada kondisi ekstrem alinnya, seperti suhu yang sangat dingin ataupun panas. Dalam hal ekosistem laut mati, bakteri ini memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan salinitas atau kadar garam sangat tinggi.

Baca juga: Mengapa “Laut Mati” di China Ini Tiba-tiba Berwarna-warni?

Bukti Kehidupan Alga di Laut Mati

Sementara itu, dalam laman Sciencing.com yang sama, disebutkan bahwa alga di laut mati pernah ditemukan ketika banjir melanda laut mati pada tahun 1980.

Alga bisa hidup di sana karena adanya penurunan kadar garam akibat banjir. Saat itu, laut mati berubah warna jadi merah karena alga bernama Dunaliella memicu berkembangnya bakteri berwarna merah.

Kehidupan makhluk lainnya di laut mati tidak bisa ditemukan karena kadar garam laut mati sangat tinggi. Tingginya garam membuat gangguan pada keseimbangan cairan tubuh makhluk hidup sehingga bisa sel bisa pecah atau rusak.

Kandungan garam yang ekstrem di laut mati terjadi karena tidak adanya jalur air untuk mengalir keluar dari sana. Dengan demikian, volume air menyesuaikan secara alami hanya melalui penguapan dan garam yang tersisa semakin menumpuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com