Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/11/2023, 11:49 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Semua mahluk hidup yang ada di Bumi ini berevolusi, salahnya adalah kepiting.

Namun bagaimana hewan tersebut berevolusi, mungkin tidak banyak yang tahu.

Baca juga: Kenapa Kepiting Berjalan Menyamping?

Kini dalam sebuah studi baru, peneliti mengungkap kepiting telah berevolusi untuk bermigrasi antara lingkungan laut dan darat beberapa kali sepanjang sejarah 250 juta tahun keberadaannya di Bumi.

Evolusi berkali-kali

Mengutip Live Science, Kamis (16/11/2023) studi yang dipublikasikan di jurnal Systematic Biology menemukan kepiting sejati (Brachyura) yang terdiri dari 7.600 spesies dalam 109 famili telah bervolusi untuk bermigrasi dari habitat laut ke darat antara tujuh hingga 17 kali.

Kepiting sejati berbeda dengan krustasea lain yang memiliki tubuh mirip kepiting.

Temuan ini menjadi menarik, pasalnya Joanna Wolfe, peneliti biologi organisme dan evolusi di Universitas Harvard mengemukakan kebanyakan artopoda hanya sekali meninggalkan lautan selama pergeseran evolusi lebih dari 300 juta tahun yang lalu, dalam proses yang dikenal sebagai terestrialisasi.

Baca juga: Bagaimana Tanaman Bisa Menyaring Udara?

Dalam studi baru ini, peneliti berupaya mengetahui seberapa sering dan kapan kepiting sejati meninggalkan lingkungan laut menuju daratan.

Mereka mengumpulkan tiga kumpulan data baru untuk 333 spesies kepiting sejati dari 88 famili, termasuk kelompok laut dan non laut.

Dengan menggunakan seluruh catatan fosil kepiting, para peneliti menerapkan dua jalur pemetaan.

Jalur pertama adalah di mana kepiting berpindah dari lingkungan yang sepenuhnya laut ke daratan secara langsung melalui zona pasang surut seperti pantai.

Kemudian jalur yang kedua adalah saat spesies tersebut bermigrasi dari lingkungan laut sepenuhnya ke daratan secara tidak langsung, melalui muara, air tawar, tepian sungai, hutan pantai dan hutan belantara.

Waktu evolusi

Hasil penelitian itu kemudian digunakan peneliti untuk mengklasifikasikan setiap spesies kepiting ke dalam gradien terestrialitas atau seberapa cocok kepiting untuk hidup di di darat.

Dengan menggunakan metode yang awalnya dikembangkan untuk mempelajari bagaimana virus seperti Covid-19 berevolusi, peneliti juga dapat menentukan waktu evolusi kepiting yang sebenarnya.

Temuan mereka menunjukkan bahwa kepiting sejati muncul sekitar 45 juta tahun lebih awal dari perkiraan sebenarnya dan mungkin berasal dari periode pertengahan Trias (251,9 juta hingga 201,3 juta tahun lalu), menjadikan hewan ini setua dinosaurus paling awal yang diketahui.

Baca juga: Bagaimana Cara Semut Membangun Sarangnya?

Mereka juga meninggalkan lautan antara tujuh dan 17 kali sebagai akibat dari evolusi konvergen, ketika organisme berbeda secara mandiri mengembangkan sifat serupa.

Kebanyakan kepiting, menurut temuan mereka, hanya mampu bertahan hidup di habitat semi-terestrial, dan kepiting darat ditemukan terkonsentrasi pada satu kelompok pohon keluarga yang kaya spesies.

Kesimpulan peneliti, melansir IFL Science adalah sulit bagi kepiting untuk sepenuhnya menjauh dari lingkungan yang lebih berair.

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa lebih mudah untuk berpindah dari lingkungan yang sepenuhnya laut ke lingkungan pasang surut atau muara. Sementara seratus lebih sulit untuk beralih ke kehidupan yang jauh dari air," terang Wolfe.

“Ada kesalahpahaman umum bahwa kepiting berusaha berevolusi untuk hidup permanen di darat. Sebagian besar spesies kepiting masih berkembang biak di lautan,” kata Wolfe lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com