Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Hewan Asli, Kenapa Ada Mumi Babun di Mesir?

Kompas.com - 11/11/2023, 14:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

“Di seluruh Afrika, Anda akan melihat banyak gajah dan jerapah, dan segala jenis produk yang mewakili binatang, tapi sangat jarang babun. Dan itu karena secara umum babun tidak disukai. Mereka menyerang tanaman, menghancurkan penghidupan, mereka adalah pertanda penyakit,” kata Dominy.

“Saya ingat pergi ke Mesir untuk pertama kalinya dan terkejut dengan banyaknya babun yang digambarkan di dinding kuil atau di makam para bangsawan. Anda akan melihat patung babun besar di berbagai kuil dan mereka bahkan membuat mumi babun, ahli primata mana pun akan mengatakan itu membingungkan," katanya lagi.

Tujuan spiritual babun di Mesir

Dominy juga mengatakan, bagi masyarakat Mesir kuno, babun tampaknya memiliki dua tujuan spiritual.

Baca juga: Seperti Apa Wewangian untuk Pembalsaman Mumi?

Selain digambarkan sebagai perwujudan fisik dewa Thoth, babun sering ditampilkan dengan tangan terangkat ke arah matahari yang disebut sebagai postur pemujaan terhadap terbitnya matahari.

Beberapa peneliti juga berspkulasi bahwa babun secara alami akan mengarahkan tubuhnya dan bersuara saat matahari terbit.

Perilaku alami ini yang kemungkinan dilihat oleh orang-orang Mesir kuno, di mana perilaku tersebut terkait dengan praktik keagamaan mereka sendiri.

Signifikansi keagamaan itu mungkin telah mendorong keinginan orang Mesir untuk mengimpor, memelihara, dan melestarikan makhluk tersebut.

Gigi taring mereka yang sangat kuat sehingga bisa mengiris paha manusia hingga ke tulang dalam satu gigitan kemungkinan besar dicabut sebagai tindakan pengamanan.

Meskipun masih belum jelas apakah pembeli atau penjual babun tersebut mencabutnya, Dominy mengatakan ada bukti jelas bahwa gigi tersebut dicabut pada usia dini karena tulang baru mulai tumbuh kembali melalui celah yang ditinggalkan akibat pencabutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com