Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Hewan Asli, Kenapa Ada Mumi Babun di Mesir?

Kompas.com - 11/11/2023, 14:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Temuan mumi babun di Mesir telah membingungkan para peneliti.

Bagaimana tidak, primata ini bukan hewan asli Mesir, tidak ada bukti juga yang menunjukkan bahwa hewan tersebut pernah menghuni wilayah itu di masa lalu.

Baca juga: Kitab Orang Mati Mesir Kuno Ditemukan Bersama Mumi Berusia 3500 Tahun

Selain itu juga mahluk ini tidak dikuburkan bersama bangsawan atau ditemukan di katakombe kelompok, sehingga menimbulkan pertanyaan selama beberapa dekade tentang bagaimana mereka bisa sampai di Mesir dan apa alasannya.

Mumi babun di Mesir

Mengutip Independent, Selasa (7/11/2023) sering ada spekulasi bahwa mumi babun kemungkinan besar digunakan sebagai persembahan nazar oleh masyarakat.

Primata dianggap mewakili Thoth, dewa pembelajaran dan kebijaksanaan, di antara berbagai dewa yang digambarkan sebagai binatang di Mesir kuno.

Studi baru yang dipublikasikan di jurnal eLife ini juga mengungkap babun kemungkinan besar diimpor dari daerah yang jauh dan dipelihara di Mesir kuno sebelum mereka dimumikan.

Untuk mengetahui darimana babun itu berasal peneliti menganalisis genom mitokondria mumi.

Salah satu mumi yang dianalisis dalam penelitian baru ini digali pada tahun 1905 di “Lembah Monyet”.

Para arkeolog memperkirakan spesimen mumi babon tersebut berasal antara tahun 800 dan 500 SM pada Periode Akhir Mesir kuno.

Peneliti kemudian membandingkan genom tersebut dengan genom di benua Afrika, yang keragaman genetiknya telah dipelajari dengan baik.

Baca juga: Makam Mesir Kuno yang Lama Hilang Ditemukan, Berisi Mumi 4.400 Tahun

Analisis genetik dalam studi baru ini menunjukkan asal usul spesimen mumi ke suatu wilayah di negara timur laut Afrika, Eritrea, yang pada zaman kuno disebut Adulis.

Wilayah ini merupakan pusat perdagangan barang-barang mewah dan hewan.

Orang Mesir mengenal babun

Melansir Science Alert, hal menarik lainnya adalah bagaimana orang Mesir pertama kali mengenal babun, mengingat primata ini bukan merupakan hewan asli Mesir.

"Dari cara mereka ditampilkan dalam karya seni, mereka pasti pernah mengamati babun di habitat aslinya. Tapi kita tahu mengapa atau bagaimana," kata Gisela Kopp, ahli biologi dari Universitas Konstanz.

Antropolog Nathaniel Dominy dari Dartmouth College, yang berkolaborasi dengan Kopp dalam penelitian ini mengatakan babun sering kali hilang dari karya seni Afrika karena reputasi mereka sebagai hama di habitat aslinya, tetapi malah memiliki arti khusus di Mesir.

“Di seluruh Afrika, Anda akan melihat banyak gajah dan jerapah, dan segala jenis produk yang mewakili binatang, tapi sangat jarang babun. Dan itu karena secara umum babun tidak disukai. Mereka menyerang tanaman, menghancurkan penghidupan, mereka adalah pertanda penyakit,” kata Dominy.

“Saya ingat pergi ke Mesir untuk pertama kalinya dan terkejut dengan banyaknya babun yang digambarkan di dinding kuil atau di makam para bangsawan. Anda akan melihat patung babun besar di berbagai kuil dan mereka bahkan membuat mumi babun, ahli primata mana pun akan mengatakan itu membingungkan," katanya lagi.

Tujuan spiritual babun di Mesir

Dominy juga mengatakan, bagi masyarakat Mesir kuno, babun tampaknya memiliki dua tujuan spiritual.

Baca juga: Seperti Apa Wewangian untuk Pembalsaman Mumi?

Selain digambarkan sebagai perwujudan fisik dewa Thoth, babun sering ditampilkan dengan tangan terangkat ke arah matahari yang disebut sebagai postur pemujaan terhadap terbitnya matahari.

Beberapa peneliti juga berspkulasi bahwa babun secara alami akan mengarahkan tubuhnya dan bersuara saat matahari terbit.

Perilaku alami ini yang kemungkinan dilihat oleh orang-orang Mesir kuno, di mana perilaku tersebut terkait dengan praktik keagamaan mereka sendiri.

Signifikansi keagamaan itu mungkin telah mendorong keinginan orang Mesir untuk mengimpor, memelihara, dan melestarikan makhluk tersebut.

Gigi taring mereka yang sangat kuat sehingga bisa mengiris paha manusia hingga ke tulang dalam satu gigitan kemungkinan besar dicabut sebagai tindakan pengamanan.

Meskipun masih belum jelas apakah pembeli atau penjual babun tersebut mencabutnya, Dominy mengatakan ada bukti jelas bahwa gigi tersebut dicabut pada usia dini karena tulang baru mulai tumbuh kembali melalui celah yang ditinggalkan akibat pencabutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com