KOMPAS.com - Cumi-cumi telah ada selama jutaan tahun di Bumi. Lebih dari 300 spesies cumi-cumi ditemukan di setiap lautan, tempat mereka dapat hidup sendiri atau berkelompok.
Meskipun beberapa cumi-cumi hidup di perairan dangkal, rekaman cumi -cumi sirip besar yang terdalam berada 4,8 km di bawah permukaan.
Cumi-cumi juga memiliki berbagai ukuran, mulai dari cumi-cumi kerdil seukuran kuku jari kelingking hingga cumi-cumi besar yang panjangnya bisa mencapai belasan meter.
Bergantung pada cara mengukur, ada dua cumi-cumi yang tergolong raksasa, yakni cumi-cumi raksasa (Architeuthis dux) yang merupakan cumi-cumi terpanjang, dan cumi-cumi kolosal (Mesonychoteuthis hamiltoni) adalah yang terberat.
Baca juga: Seperti Apa Cumi-cumi Transparan Hasil Rekayasa Genetik Ilmuwan?
Heather Judkins, pakar cephalopoda di Universitas South Florida, St. Petersburg, mengatakan, cumi-cumi raksasa, yang ditemukan di banyak lautan, diperkirakan mencapai panjang sekitar 12 hingga 14 meter, dari ujung tubuhnya hingga ujung tentakelnya, dengan beratnya sekitar 270 kg.
Ada klaim penampakan cumi-cumi raksasa yang panjangnya mencapai sekitar 20 m, namun hal ini masih belum diverifikasi.
Sementara itu, cumi-cumi kolosal, yang hidup di perairan Antartika dan mungkin menjelajah ke utara hingga Selandia Baru, diperkirakan mencapai panjang sekitar 9 hingga 10 m.
Namun, kekurangannya dalam hal panjang total dibandingkan dengan cumi-cumi raksasa, membuat beratnya bisa mencapai sekitar 450 kg. Hal ini kemungkinan menjadikan cumi-cumi kolosal sebagai invertebrata paling besar di Bumi.
Selain tubuh yang besar, cumi-cumi raksasa dan cumi-cumi kolosal memiliki mata terbesar dari semua hewan yang hidup, dan mungkin mata terbesar yang pernah ada di dunia hewan. Ukuran lebarnya sekitar 127 cm, kira-kira seukuran bola sepak.
Baca juga: Cumi-cumi dan Gurita Miliki Otak yang Kompleks, Ini Penjelasannya
Setiap mata cumi-cumi kolosal juga dilengkapi dengan organ pemancar cahaya yang dikenal sebagai photophore.
Cumi-cumi raksasa menggunakan fotofor ini seperti lampu depan untuk melihat dalam kegelapan.
Kemudian, cumi-cumi kolosal juga memiliki paruh terbesar dari semua cumi-cumi, yang terbuat dari bahan yang mirip dengan kuku manusia.
Cumi-cumi menggunakan paruhnya untuk mengiris makanan menjadi potongan-potongan kecil sebelum dimasukkan ke dalam mulut, dan organ mirip lidah yang tertutup gigi yang disebut radula mencabik-cabik makanan lebih jauh setelah makanan tersebut berada di dalam paruhnya.
Kedua spesies cumi-cumi besar ini memakan ikan dan cumi-cumi lainnya. Setelah mereka mencapai usia dewasa, satu-satunya predator yang biasa mereka hadapi kemungkinan besar adalah paus sperma. Cumi-cumi kolosal mungkin merupakan 77% dari makanan paus sperma.
Baca juga: Bangkai Cumi-cumi Raksasa Terdampar di Pantai Selandia Baru, Seperti Apa?
Karena lautan sangat luas dan cumi-cumi hidup di kedalaman, hewan laut ini jarang terlihat.
Meskipun filsuf Yunani kuno Aristoteles dan sarjana Romawi kuno Pliny the Elder menceritakan detail tentang cumi-cumi besar, menurut Two Oceans Aquarium, foto pertama cumi-cumi sebesar itu baru diambil pada tahun 1874, ketika Pendeta Moses Harvey dari Newfoundland memotret cumi-cumi raksasa mati dari seorang nelayan yang menangkapnya secara tidak sengaja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.