Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lewatkan Puncak Hujan Meteor Perseid 13 Agustus, Begini Cara Menyaksikannya

Kompas.com - 12/08/2022, 08:05 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peristiwa langit berupa puncak hujan meteor Perseid akan kembali terjadi di tahun ini, tepatnya pada 13 Agustus mendatang. Fenomena ini bisa disaksikan dari seluruh wilayah Indonesia.

Hujan meteor Perseid memiliki intensitas dalam kisaran 56 meteor per jam di Kupang hingga 93 meteor per jam di Sabang.

Adapun kecepatannya, hujan meteor ini memiliki tingkat kelajuan mencapai 212.000 km per jam atau 173 kali kecepatan suara.

Baca juga: Puncak Hujan Meteor Perseid Terjadi 13 Agustus, Catat Waktu untuk Menyaksikannya

Cara menyaksikan hujan meteor Perseid

Peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang menyampaikan, hujan meteor ini bisa diamati menjelang tengah malam.

“Belahan utara Indonesia, paling cepat terbitnya (hujan meteor) pukul 23.30 waktu setempat, sedangkan untuk belahan selatan Indonesia paling lambat terbitnya pukul 00.30 waktu setempat,” kata Andi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/8/2022).

Untuk arahnya, hujan meteor yang berasal dari sisa debu komet 109P/Swifts-Tuttle dapat disaksikan dari arah timur laut hingga utara.

“(Hujan meteor) perseid ini hanya bisa disaksikan sampai fajar bahari berakhir, sekitar 20-30 menit sebelum matahari terbit atau pukul 05.30 waktu setempat,” jelas dia.

Dalam hal menyaksikan hujan meteor Perseid, cukup mengarahkan pandangan mata ke titik radian atau titik munculnya hujan meteor.

Akan tetapi, jika ingin mengabadikan momen ini dalam bentuk citra maupun video, dapat menggunakan kamera allsky 360 derajat atau omnidireksional.

Kamera tersebut dapat diatur dengan kecepatan rana maksimum, mengingat pergerakan yang meteor sangat cepat.

“(Hujan meteor bisa disaksikan dengan syarat) medan pandang bebas dari polusi cahaya, bebas dari penghalang, dan langit cerah,” tutur Andi.

Baca juga: Fenomena Langit Agustus 2022: Asteroid Lewat Dekat Bumi hingga Hujan Meteor Perseid

Meskipun secara teknis hujan meteor Perseid berdekatan waktunya dengan fenomena Sturgeon Moon, lanjut Andi, interferensi cahaya bulan tidak serta merta memengaruhi intensitas Perseid.

Hal ini dikarenakan lintasan bulan berada di langit belahan selatan dari tenggara hingga barat daya, sedangkan lintasan titik radian perseid berada di langit belahan utara dari timur laut hingga utara.

Sementara itu, saat titik radian perseid terbit, bulan sedang berkulminasi, sedangkan saat titik radian perseid berkulminasi, bulan sudah di ufuk barat rendah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com