Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai, Serangan Jantung Berpotensi Terjadi Lebih dari Sekali

Kompas.com - 02/08/2022, 17:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi Rumah Sakit Pondok Indah – Pondok Indah, dr Wishnu Aditya Widodo, Sp.JP (K), FIHA, mengatakan serangan jantung bisa terjadi secara berulang.

Artinya, pasien yang sebelumnya pernah mengalami serangan jantung, berisiko mengalami serangan jantung kedua kalinya di kemudian hari.

"Orang yang terkena serangan jantung, pasti risikonya lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak pernah terkena serangan jantung, dan itu wajar saja karena waktu dia terkena serangan jantung, artinya pembuluh darahnya sudah bermasalah," papar Wishnu dalam diskusi virtual Diagnosis Faktor Risiko Penyakit Jantung yang digelar RS Pondok Indah, Senin (1/8/2022).

Baca juga: 6 Keluhan Nyeri Dada yang Harus Diwaspadai sebagai Gejala Serangan Jantung

Dia menambahkan, ketika satu pembuluh darah di tubuh bermasalah, maka pembuluh darah di bagian lainnya pun kemungkinan ada masalah.

Misalnya di jantung bisa menyebabkan serangan jantung, permasalahan pembuluh darah di kepala berupa stroke, ataupun kondisi lainnya. 

Untuk diketahui, serangan jantung adalah gangguan yang terjadi saat otot jantung tidak mendapat aliran darah. Kondisi ini akan mengganggu fungsi jantung dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh, bahkan menyebabkan kematian bila tidak segera tertangani.

"Gampangnya, iya berisiko terkena (serangan jantung) lagi. Oleh karena itu, untuk seseorang yang sudah terkena serangan jantung, kita harus mati-matian menjaga faktor risikonya supaya dia kalau bisa jangan kena serangan lagi," imbuhnya.

Kondisi ini bisa terjadi jika orang tersebut tidak menjaga dan mengubah pola hidupnya, sehingga potensi serangan jantung selanjutnya semakin besar dan akibatnya tak lain ialah risiko kematian.

Inilah sebabnya, dokter yang menangani biasanya menekankan kepada pasien yang pernah alami serangan jantung, untuk menjaga faktor risiko pemicunya, agar tak terjadi serangan berulang.

"Misalnya kalau kita lihat dia serangan jantung, ternyata kolesterolnya tinggi banget, kalau bisa diturunkan serendah mungkin. Kalau misalnya angka LDL orang normal di bawah 120, kalau orang yang sudah kena serangan jantung, kita maunya di bawah 55," papar Wishnu.

Sementara bagi pasien yang pernah mengalami serangan jantung berulang, LDL atau low-density lipoprotein disarankan untuk turun menjadi di bawah 40.

Umumnya, kata dia, untuk menurunkan kadar LDL, dokter akan meresepkan obat dengan dosis yang sangat tinggi.

"Kalau serangan berulang apakah meningkatkan risiko kematian? Jelas sekali, jadi kalau bisa jangan sampai serangan jantung, apalagi kalau sudah kena jangan sampai berulang," ujarnya.

Baca juga: Awas, Stres Berlebihan Bisa Memicu Serangan Jantung, Studi Jelaskan

 

Serangan jantung bisa dialami usia muda

Dokter Wishnu mengungkapkan, bahwa serangan jantung juga bisa dialami mereka yang berusia antara 30-40 tahun.

Berdasarkan data, sebanyak 20 persen dari seluruh pasien yang terkena serangan jantung berada di rentang usia tersebut. Mereka yang berusia muda pun, rentan mengalami salah satu gangguan pada jantung itu.

"Fenomena ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di dunia. Data dari Eropa, dari Amerika sama. Peningkatan seseorang yang kena serangan jantung usianya 30 sampai 40 tahun setiap tahun naik 2 persen. Jadi kecenderungannya, memang secara statistik usianya semakin lama semakin muda," jelasnya.

Mengutip laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) edisi 22 Oktober 2016, ada sejumlah tanda serangan jantung yang kerap tak disadari, antara lain:

1. Kelelahan

Saat serangan jantung terjadi, aliran darah di dalam tubuh yang menuju ke jantung menurun, dan terjadi tekanan lebih pada otot sehingga tubuh terasa sangat lelah.

Apabila rasa lelah sering muncul setelah melakukan kegiatan ringan, segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk menjalani elektrokardiogram (EKG).

2. Tiba-tiba pingsan

Tiba-tiba pingsan tanpa sebab saat sedang melakukan kegiatan yang biasa, dan tidak terlalu menguras tenaga bisa jadi salah satu tanda adanya masalah pada jantung.

Baca juga: Serangan Jantung: Penyebab, Gejala, Deteksi Dini dan Cara Mencegahnya

3. Sesak napas

Jantung memiliki peran penting dalam membawa oksigen ke seluruh tubuh, sekaligus menyingkirkan karbondioksida dari jaringan, sehingga kalau aliran darah ke organ jantung terhambat maka akan berpengaruh pada pernapasan.

Saat merasa terengah-engah dan napas sesak walaupun hanya melakukan kegiatan yang biasa saja, bisa mengindikasikan tanda serangan jantung.

Meski sesak napas mungkin tanda serangan jantung, tidak menutup kemungkinan itu tanda atau gejala penyakit lainnya dan salah satunya adalah asma.

4. Terasa nyeri di dada, lengan, dan punggung

Rasa nyeri pada dada, lengan, dan punggung juga bisa jadi salah satu gejala serangan jantung. Ketika serangan jantung, sel-sel otot jantung mulai kehabisan oksigen, sehingga otak akan mengirim sinyal rasa sakit melalui sistem saraf.

Otak mungkin bisa dibingungkan melalui sinyal yang muncul dari lengan atau bahu, siku, rahang, leher serta punggung bagian atas, karena sistem saraf yang dekat.

Baca juga: Jangan Abaikan Penyebab Utama Serangan Jantung dan Gejalanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com