Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Stres Berlebihan Bisa Memicu Serangan Jantung, Studi Jelaskan

Kompas.com - 23/02/2022, 13:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Stres sering kali dikaitkan dengan berbagai macam penyakit. Bahkan, stres disebut bisa memicu serangan jantung pada seseorang.

Lantas, benarkah hal ini bisa terjadi?

Melansir Heatlhline, Selasa (15/2/2022) sejumlah penelitian menunjukkan bahwa stres berlebihan erat kaitannya dengan masalah kesehatan jantung termasuk tekanan darah tinggi, serangan jantung, hingga stroke.

Tidak hanya stres, serangan jantung juga bisa dipicu beberapa faktor seperti kebiasaan merokok, obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, hingga kurangnya aktivitas fisik.

Baca juga: Bagaimana Stres Bisa Memicu Tekanan Darah Tinggi? Dokter Jelaskan

Para peneliti melakukan studi di tahun 2021 terhadap lebih dari 900 pasien dengan penyakit jantung yang mendasarinya. Kemudian, mereka mengamati bagaimana kondisi jantung dan aliran darah menuju jantung untuk merespons stres.

Hasilnya menunjukkan, bahwa stres dapat memengaruhi aliran darah menuju jantung. Tim peneliti menjelaskan berkurangnya aliran darah ke jantung ini, pada akhirnya dapat memicu serangan jantung maupun menimbulkan permasalahan terkait kardiovaskular.

Para peserta penelitian yang diketahui mengalami tekanan mental juga lebih berisiko mengalami serangan jantung. Kondisi ini, kata peneliti, membuktikan bahwa stres berdampak signifikan pada kesehatan jantung, dan meningkatkan risiko serangan jantung serta stroke di masa yang akan datang.

Selain itu, studi sebelumnya juga telah menganalisis setidaknya 24.000 pasien di 52 negara. Peneliti mencatat orang yang mengalami stres berlebihan, dua kali lebih mungkin mengalami serangan jantung di lima tahun setelah penelitian berlangsung.

Kendati demikian, ternyata stres tidak selalu bermakna negatif. Misalnya pada stres jangka pendek dapat memberi Anda energi untuk menyelesaikan tugas sesuai tenggat waktu.

Stres tipe ini juga bisa mendorong seseorang membuat keputusan dengan cepat, dalam situasi yang mengancam jiwa.

Sedangkan pada stres jangka panjang (kronis), bisa diakibatkan rasa khawatir yang terus-menerus muncul karena masalah pekerjaan, hubungan, kondisi kesehatan, atau keadaan ekonomi.

Beberapa hal yang bisa muncul dari stres kronis termasuk mudah marah, depresi, ataupun gangguan kecemasan.

Apabila dibiarkan, stres kronis juga dapat menyebabkan gejala seperti:

  • Otot tegang
  • Kehilangan energi
  • Insomnia
  • Sakit kepala
  • Sakit perut

Kemudian, stres kronis juga berpotensi membuat Anda tidak bisa mengendalikan emosi maupun tindakan pada saat itu terjadi. Seseorang yang stres berlebihan mungkin lebih sering mengalami perubahan suasana hati, dan merasa ketakutan.

Sayangnya, peningkatan kadar hormon stres dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan, di antaranya:

  • Tekanan darah tinggi
  • Peningkatan peradangan Berkurangnya aliran darah ke jantung
  • Serta risiko serangan jantung dan stroke

Baca juga: Begini Dampak Stres pada Tubuh

Halaman:
Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com