KOMPAS.com - Stroke adalah kondisi saat aliran darah menuju otak terhenti, baik oleh sumbatan atau pendarahan. Tanpa adanya zat nutrien dan oksigen, sel saraf menjadi rusak dan akhirnya mati.
Kerusakan daerah otak tertentu menimbulkan gejala berbeda, seperti kesulitan menggerakkan anggota tubuh, berjalan, dan berbicara, termasuk perubahan kecepatan berpikir dan persepsi.
Stroke menjadi penyebab kecacatan dan kematian nomor satu di Indonesia. Sayangnya, masih banyak mitos beredar terkait penyakit ini.
Agar tak salah langkah, mari pahami faktanya.
Baca juga: Cuaca Panas Bisa Sebabkan Heat Stroke, Kenali Gejala dan Pencegahannya
1. Apakah stroke bisa dicegah?
Mitos: Stroke tidak bisa dicegah
Fakta: Hampir 80 persen kejadian stroke bisa dicegah dengan perilaku hidup sehat dan pemeriksakan kesehatan secara berkala.
Perilaku hidup sehat dapat dilakukan dengan “CERDIK”, yaitu:
Selain itu, pencegahannya dilakukan dengan “PATUH”, yakni:
Baca juga: Efek Serangan Stroke terhadap Sistem Saraf
2. Apakah ada obat yang dapat menyembuhkan stroke?
Mitos: Tidak ada obat yang menyembuhkan stroke.
Fakta: Apabila ditemukan gejala atau tanda stroke lebih dini, segera ke fasilitas pelayanan kesehatan, dilakukan pengobatan untuk menyembuhkan stroke.
3. Apakah stroke hanya menyerang orang tua?
Mitos: Stroke hanya menyerang orang tua.
Fakta: Stroke bisa terjadi pada setiap orang di setiap saat.
4. Apakah benar stroke hanya terjadi pada penderita jantung?
Mitos: Stroke hanya terjadi pada penderita penyakit jantung.
Fakta: Stroke merupakan brain attack, serangan otak yang bisa terjadi pada siapa saja. Namun, penderita penyakit jantung, diabetes, dan hipertensi mempunyai risiko yang lebih tinggi.
Baca juga: Jangan Remehkan Hipertensi, 4 Organ Tubuh Ini Bisa Rusak akibat Komplikasi
5. Apa yang harus dilakukan jika muncul gejala mulut mencong?
Mitos: Jika mulut mencong atau pelo dikenal dengan istilah ditampar malapari, biasanya dibawa berobat ke dukun.
Fakta: Apabila muncul tanda tersebut, maka segera bawa ke rumah sakit.
6. Apa yang harus dilakukan saat terjadi stroke?
Mitos: Saat terjadi stroke, lakukan tusuk jarum pada telinga, jari tangan, atau jari kaki.
Fakta: Stroke terjadi karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak, bukan pada pembuluh darah tepi anggota tubuh lainnya.
Melakukan tusuk jarum pada anggota tubuh berisiko infeksi, apabila jarum yang digunakan tidak steril.
Baca juga: Bagaimana Pertolongan Pertama untuk Stroke?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.