Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Dialami Hailey Bieber, Bagaimana Gejala Stroke Bisa Terjadi di Usia Muda?

Kompas.com - 16/03/2022, 10:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hailey Bieber, istri penyanyi Justin Bieber, kembali ke rumah setelah dirawat di rumah sakit lantaran disebut mengalami penggumpalan darah di otak.

Model berusia 25 tahun itu sempat dirawat di UGD rumah sakit di Palm Springs awal pekan ini. Hailey Bieber dilarikan ke rumah sakit karena mengalami gejala mirip stroke yang disebabkan oleh penggumpalan darah di otaknya, sehingga membutuhkan pertolongan medis.

"Pada Kamis pagi, saya sedang sarapan dengan suami saya dan saya mulai mengalami gejala seperti stroke, lalu dibawa ke rumah sakit," ujar Hailey Bieber seperti diberitakan Kompas.com, Senin (14/3/2022).

"Dokter bilang ada gumpalan darah yang sangat kecil di otak saya, yang menyebabkan sedikit kekurangan oksigen. Tetapi saya telah melewatinya dan saya pulih sepenuhnya dalam beberapa jam," paparnya.

Baca juga: Hailey Bieber Alami Penggumpalan Darah di Otak, Kondisi Apa Itu?

Dipaparkan Dokter Spesialis Saraf dari Primaya Evasari Hospital, dr Andira Larasari SpS, kondisi yang dialami oleh Hailey Bieber kemungkinan adalah Transient Ischemic Attack (TIA), yaitu gejala stroke yang terjadi sementara dan pulih sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.

Sementara, penggumpalan darah di otak dapat terjadi di pembuluh darah otak sendiri, atau dari pembuluh darah besar lain seperti di leher maupun jantung yang mengalir ke otak.

"Sumbatan tersebut menyebabkan kurangnya aliran darah dan oksigen ke otak sehingga fungsi otak berkurang dan menimbulkan gejala stroke," terang Andira saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/3/2022).

Sebenarnya, kenapa seseorang yang masih muda bisa terkena gejala stroke seperti yang dialami Hailey Bieber?

Menjawab hal ini, Andira mengungkapkan bahwa stroke karena penggumpalan darah lebih sering terjadi pada usia lanjut, yaitu di atas 55 tahun, menurut data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013.

Pada orang yang lebih muda, penggumpalan darah dapat disebabkan oleh faktor keturunan, penyakit autoimun, dan gaya hidup yang tidak sehat.

Selain itu, Covid-19 dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penggumpalan darah.

Adapun orang yang lebih berisiko menderita stroke antara lain penderita hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, obesitas dan orang dengan kebiasaan merokok.

Cara mencegah stroke

"Stroke dapat dicegah dengan pengendalian perilaku yang berisiko seperti penggunaan tembakau, diet yang tidak sehat dan obesitas, kurang aktivitas fisik serta penggunaan alkohol," jelas Andira.

Kondisi stroke sesaat yang kemungkinan dialami Hailey Bieber, karena penggumpalan darah di otak dapat dicegah dengan beberapa hal, meliputi:

  • Cek kesehatan secara berkala
  • Enyahkan asap rokok
  • Rajin aktifitas fisik
  • Diet sehat dan seimbang
  • Istirahat cukup
  • Kelola stres

Sementara itu, penanganan apabila terjadi penggumpalan darah di otak atau gejala seperti stroke adalah membawa pasien sesegera mungkin ke rumah sakit.

Sebab, otak adalah organ yang sensitif terhadap kekurangan oksigen, maka jika mendapati gejala stroke harus dilakukan penanganan medis segera atau dibawa ke rumah sakit.

Baca juga: 3 Jenis Stroke dan Gejalanya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com