Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa di Desa Kulati Wakatobi Diajarkan Cara Mengelola Sampah Plastik sejak Kecil

Kompas.com - 25/04/2022, 10:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kelompok Ekowisata Masyarakat Poassa Nuhada Desa Kulati, Kecamatan Tomia Timur, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara mulai mengajarkan siswa di sekolah-sekolah untuk menjaga lingkungan.

Salah satunya ialah dengan mengelola sampah plastik, untuk menghasilkan inovasi baru yang bernilai seni.

Ketua Kelompok Ekowisata Poassa Nuhada, Nyong Tomia mengatakan upaya pengelolaan sampah itu dilakukan dengan menggelar lomba ecobrick bagi para siswa SD dan SMP di desanya.

Ia menerangkan, bahwa pelaksanaan lomba ecobrick yang diselenggarakan di Kios Konservasi Desa Kulati, merupakan cara untuk mengampanyekan pentingnya pengelolaan sampah plastik pada anak-anak.

Baca juga: Volume Sampah di Bali Meningkat, Ketua APSI: Bisa Diolah agar Punya Nilai Ekonomi

Selain itu, kegiatan ecobrick yang diajarkan kepada anak-anak juga adalah salah satu upaya dalam mengampanyekan bahaya sampah plastik di lingkungan desa.

Pembuatan ecobrick ini pun cukup mudah, di mana sampah plastik dari kemasan makanan digunting menjadi bagian kecil. 

Selanjutnya, sampah-sampah itu dimasukkan ke dalam botol air mineral dan dibuat kreasi seusai dengan kreativitas anak-anak. 

"Kegiatan ecobrick yang dilakukan dari kerja sama Poassa Nuhada, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), yang didukung oleh Jasa Raharja bertujuan untuk mengenali jenis sampah plastik pada generasi muda," ujar Nyong kepada Kompas.com, di Kulati-Wakatobi, Jumat (22/4/2022).

Kemudian, para anggota kelompok ekosiwata di Wakatobi tersebut turut mengajak generasi muda agar peduli dengan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.

"Adapun sampah-sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga yang ada di desa kami itu, bagaimana bisa diolah bagaimana bisa dibuat sedemikian rupa untuk bisa dimanfaatkan," imbuhnya.

Ecobrick, lanjut Nyong, dapat dikreasikan menjadi benda-benda yang bernilai seni. Salah satu yang pernah dibuat adalah instalasi ikan raksasa, yang banyak dimanfaatkan masyarakat setempat untuk berswafoto.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Unit Operasional dan Humas Jasa Raharja Sulawesi Tenggara Agus Erick, berharap agar lomba ecobrick dapat memberikan nilai tambah bagi sampah daur ulang.

Baca juga: Kelompok Ekowisata di Wakatobi Manfaatkan Sampah Plastik untuk Paving Block Rumah, Seperti Apa?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com