Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan AS Mulai Teliti Vaksin Universal untuk Lawan Virus Corona, Seperti Apa?

Kompas.com - 31/01/2022, 18:30 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber ABC News

KOMPAS.com - Selama pandemi Covid-19, produsen vaksin di seluruh berlomba untuk menciptakan vaksin yang efektif untuk menangkal infeksi virus corona. Upaya tersebut pun berhasil, dengan tersedianya banyak vaksin Covid-19 seperti Pfizer, Moderna, AstraZeneca, Sinovac, Johnson & Johnson, dan sebagainya.

Namun, semenjak virus terus bermutasi dan menjadi varian baru, tampaknya efikasi atau efektivitas vaksin mulai menurun. Beberapa studi menyebutkan dua dosis vaksin kurang ampuh untuk melawan varian B.1.1.529 atau Omicron.

Menanggapi lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron di negaranya, pemerintah Amerika Serikat mulai mendukung pembuatan vaksin pan-coronavirus atau dikenal dengan vaksin universal untuk menangkal virus corona.

"Sejak September 2020, ada lima varian SARS-CoV-2 yang menjadi perhatian (yaitu) Alpha, Beta, Gamma, Delta dan sekarang Omicron. Jadi, pendekatan inovatif diperlukan," ujar Pakar Penyakit Menular Amerika Serikat, Dr Anthony Fauci dilansir dari ABC News, Jumat (28/1/2022).

Baca juga: Kabar Baik, Moderna Mulai Lakukan Uji Klinis Vaksin Khusus Omicron

Dia menambahkan, hingga saat ini pengembangan vaksin pan-coronavirus telah didukung dan mendapatkan dana untuk beberapa lembaga penelitian, sebesar 43 juta US dolar atau sekitar Rp. 618 miliar.

Para ilmuwan menjelaskan, bahwa vaksin universal berfungsi sebagai vaksin yang umum bukan khusus untuk satu jenis varian virus saja.

Vaksin pan-coronavirus, kata mereka, akan dirancang menggunakan fitur kode genetik virus yang dibagi secara universal pada semua versi virus yang berbeda.

"Saya pikir pendekatan yang lebih baik adalah jika kita bisa cukup pintar untuk membuat strategi, sehingga kita tidak perlu tahu apa variannya," papar wakil kepala Laboratorium Penyakit Menular di NIAID, Dr Jeff Taubenberger, Ph.D.

Sementara ini, sejumlah kelompok peneliti sedang mengerjakan vaksin pan-coronavirus, termasuk para ilmuwan dari California Institute of Technology, Duke University, University of Washington, Brigham and Women's Hospital di Boston serta University of Wisconsin, Madison.

Tim peneliti berharap bahwa kandidat vaksin mereka akan bekerja tidak hanya melawan varian Covid-19, tetapi juga melawan virus corona terkait seperti yang virus yang menyebabkan wabah SARS-1 serta MERS pada tahun 2003 dan 2012 lalu.

Baca juga: Kabar Baik, Studi CDC Ungkap Vaksin Covid-19 Ampuh Cegah Rawat Inap akibat Omicron

Kendati demikian, merancang vaksin pan-coronavirus bukanlah hal yang mudah. Sebab, ilmuwan butuh waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun agar bisa menemukan vaksin yang sangat efektif untik melawan berbagai jenis virus corona.

"Saya tidak ingin ada yang beranggapan bahwa vaksin pan-coronavirus akan segera tersedia dalam satu atau dua bulan," jelas Fauci.

Dia pun menegaskan, vaksin Covid-19 saat ini secara signifikan mengurangi risiko rawat inap dan penyakit parah terhadap varian apapun, termasuk Omicron.

Hal yang terpenting adalah, vaksin tersebut sudah ada saat ini sehingga masyarakat dapat mengaksesnya dengan mudah.

Menurut Fauci, apabila sudah menerima dua dosis vaksin primer, Anda bisa segera mendapatkan vaksin dosis ketiga atau booster.

"Regimen vaksin saat ini memberikan perlindungan yang baik, terutama ketika dibarengi dengan booster, dapat melindungi terhadap penyakit virus corona yang parah dan kematian. Jika Anda sudah divaksinasi (lengkap), segera dapatkan vaksin booster jika memenuhi syarat," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com