Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata Ini Takaran Pasta Gigi yang Aman untuk Dewasa dan Anak-Anak

Kompas.com - 16/01/2022, 10:31 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Berapa banyak pasta gigi yang biasa Anda gunakan ketika menyikat gigi? Biasanya orang akan menggunakan pasta gigi sepanjang bulu sikat, seperti yang sering kita lihat di berbagai iklan pasta gigi. Benarkah kita membutuhkan pasta gigi sebanyak itu?

Takaran pasta gigi dewasa

Ternyata pasta gigi sepanjang bulu sikat seperti yang sering kita lihat itu terlalu banyak dan kita tidak membutuhkannya. Dilansir dari American Dental Association, takaran pasta gigi yang diperlukan oleh orang dewasa adalah sebesar kacang polong atau sebesar biji jagung.

Sebagian orang mungkin merasa jumlah tersebut tidak cukup karena membuat mulut tidak terlalu segar. Padahal jumlah tersebut adalah jumlah yang cukup untuk membersihkan gigi.

Terdapat dua hal yang lebih penting daripada memperbanyak jumlah pasta gigi untuk membersihkan gigi, yaitu cara menyikat gigi dan alat bantu. Cara menyikat gigi yang benar lebih penting untuk membersihkan gigi dengan benar. Pasta gigi yang lebih banyak tidak membuat Anda bisa membersihkan bagian gigi yang sulit dijangkau.

Hal yang kedua adalah alat bantu sikat gigi, contohnya benang gigi dan sikat interdental. Kedua alat tersebut bisa membantu membersihkan sela-sela gigi yang tidak bisa dijangkau oleh bulu sikat.

Baca juga: 5 Kandungan Pasta Gigi yang Belum Anda Ketahui Fungsinya

Takaran pasta gigi untuk anak-anak

Jika pasta gigi untuk orang dewasa saja hanya sebesar kacang polong, tentu untuk anak-anak membutuhkan takaran yang lebih sedikit. Terdapat dua takaran pasta gigi untuk anak-anak.

Pertama, bagi anak yang belum memiliki gigi atau giginya belum tumbuh, maka tidak memerlukan pasta gigi sama sekali. Untuk membersihkan mulut cukup menggunakan kain kasa basah.

Kedua, pada anak-anak yang telah memiliki gigi hingga usia 3 tahun. Anak pada kelompok usia ini hanya memerlukan pasta gigi yang sangat sedikit, yaitu sebesar butiran beras.

Hal ini disebabkan karena anak di bawah 3 tahun umumnya belum bisa berkumur dengan baik dan masih berisiko menelan pasta gigi atau air ketika berkumur. Jika ini terjadi, maka ini bisa memicu terjadinya fluorosis.

Fluorosis adalah keadaan rusaknya permukaan gigi akibat terlalu banyak asupan fluoride. Hal ini bisa terjadi jika anak yang belum bisa berkumur terus-menerus menelan sisa pasta gigi yang mengandung flouride.

Fluoride memang dibutuhkan oleh gigi. Namun, jika berlebihan justru akan memicu demineralisasi permukaan gigi sehingga gigi tampak lebih kuning dan lebih lunak sehingga lebih rentan terhadap gigi berlubang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com