Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Bambu Indonesia dan Perannya untuk Kehidupan di Masa Depan

Kompas.com - 26/11/2021, 18:45 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dosen di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udaya sekaligus peneliti bambu, Dr Ir Pande Ketut Diah Kencana, MS menegaskan, bambu tidak boleh dianggap remeh, karena mengenal bambu sama dengan kita mengenal Indonesia, mengingat perannya yang baik untuk kehidupan manusia.

Hal ini disampaikan Diah bukan tanpa alasan. Indonesia termasuk negara dengan keragaman produk bambu yang tinggi.  Dari 1.439 jenis bambu di dunia, 162 jenis bambu ada di Indonesia. 

"Bambu di Indonesia ada di mana-mana, hampir 74.957 desa ada bambunya. Makanya kalau kita mengenal bambu, artinya kita mengenal Indonesia," kata Diah dalam diskusi daring bertajuk BW in Training: Mengenal Bambu, Mengenal Indonesia, Kamis (26/11/2021).

Baca juga: Ditemukan, Bambu Keunguan dari Pulau Sumba

Sebab, bambu dapat tumbuh di permukaaan tanah dari 0-400 Mdpl, dan dapat tumbuh di lahan-lahan kritis.

Sementara, lahan kritis di Indonesia berdasarkan data Dirjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung (PDASHL) adalah sekitar 14 juta hektar lahan.

Dari semua bambu yang tumbuh di tanah air, terdapat 124 jenis asli Indonesia dan 88 jenis endemis. Jenis bambu tersebut menghasilkan manfaat dan produk yang beragam. 

"Bambu juga sangat dekat sekali dengan kehidupan rakyat Indonesia. Bambu bisa tumbuh di mana-mana, bahkan di lahan yang sangat ekstrem pun bisa tumbuh," jelasnya.

Diah menegaskan, ada banyak sekali fungsi dan peran bambu dalam kehidupan kita yang kerap kali terabaikan dan dianggap sepele, tetapi sebenarnya justru berpeluang meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Berikut beberapa peran bambu untuk kesejateraan kehidupan masyarakat.

1. Material pengganti

Bambu adalah material masa depan pengganti fungsi kayu, logam, plastik, kapas, sutra, kaca, batu bara dan energi fosil.

Seperti diketahui, plastik saat ini menjadi ancaman bagi kehidupan makhluk di dunia, dari dasar lautan hingga di daratan juga terdampak akibat penggunaan plastik yang susah teruai dan mengandung senyawa kimia berbahaya bagi kesehatan.

Di saat bersamaan, kayu yang merupakan tanaman fungsional yang bisa dibuat menjadi kapas, sutra, kain dan lain sebagainya juga sedang terancam karena deforestasi berlebihan yang dilakukan.

Akibatnya bukan hanya semakin kritisnya lahan hutan dan kayu, tetapi juga ada ancaman bencana yang banyak memakan korban jiwa juga bisa terjadi jika penggunaan dengan cara penebangan kayu tanpa penanaman kembali terus digalakkan.

"Bambu ini bisa menggantikan fungsi kayu, dan plastik-plastik itu, bahkan bisa dimanfaatkan untuk energi pengganti fosil," kata dia.

Pemanfaatan bambu untuk energi, sejauh ini yang umum adalah dijadikan kayu bakar atau dibuat arang. Buluh bambu, bagian pangkal, buluh tengah, dan bagian atas, bahkan bagian rimpang bisa dimanfaatkan untuk dijadikan arang (bamboo charcoal). 

Arang ini bisa dimanfaatkan sebagai bagan bakar seperti halnya pada arang yang lain, secara langsung atau melalui proses dibuat dalam bentuk briket. 

Bambu merupakan salah satu sumber yang bisa dikembangkan untuk menghasilkan bahan bakar (biofuel) dan potensial untuk menggantikan bahan bakar fosil.

2. Cepat tumbuh

Bambu adalah tanaman paling cepat untuk konservasi lingkungan dan bisa dimanfaatkan untuk kedaulatan dan ketahanan sandang, pangan, papan, energi, kesehatan, pendidikan, lingkungan.

Tanaman bambu mempunyai potensi untuk konservasi. Hal ini menjadi penting bukan hanya karena banyak jenis bambu Indonesia yang merupakan tanaman endemik, sehingga perlu dipertahankan, tetapi juga karena peranannya dalam pelestarian alam. 

Rimpang bambu yang saling terjalin dalam satu rumpun menjadi pencegah tanah longsor, dan penyimpan air yang baik. 

Contoh yang memanfaatkan fungsi ini adalah kelompok tani padi organik di Kali Jambe, Lumajang. Mereka memanfaatkan bambu untuk konservasi air, sehingga lahan pertanian mereka mendapatkan air yang cukup dan bersih. 

Konservasi ini juga dilakukan dengan umumnya bantaran sungai di Jawa ditanami bambu. 

Dari pengalaman sejumlah kelompok pemerhati lingkungan, bambu di sepanjang sungai Ciliwung, misalnya, telah menjadi penjaga kualitas sungai itu, meskipun tekanan pencemaran sangat tinggi. 

Di sekitar rumpun bambu yang ada di tepi sungai, sering dijumpai adanya sumber air yang terus mengalir. 

Hal ini menunjukkan, bahwa bambu merupakan tanaman yang baik untuk konservasi air. Rumpun padi yang ada di air juga merupakan sarang yang baik untuk satwa air di sungai.

Baca juga: Dahulu, Selain Makan Bambu, Panda Juga Makan Daging

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com