Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan T-Rex, Ini Dinosaurus Predator Puncak di Rantai Makanan

Kompas.com - 09/09/2021, 12:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Sekitar 90 juta tahun lalu, predator puncak raksasa - dinosaurus pemakan daging dengan gigi seperti hiu bergerigi - berkeliaran di tempat yang sekarang disebut Uzbekistan.

Hal ini menurut sebuah studi baru tentang tulang rahang raksasa yang telah terbit secara online di jurnal Royal Society Open Science, Rabu (8/9/2021).

Binatang setinggi 8 meter ini memiliki berat sekitar 1.000 kilogram, membuatnya lebih panjang dari gajah Afrika dan lebih berat dari bison.

Para peneliti menamakannya Ulughbegsaurus uzbekistanensis, diambil dari nama Ulugh Beg, astronom, matematikawan, dan sultan abad ke-15 dari tempat yang sekarang disebut Uzbekistan.

Baca juga: Sensor Saraf di Rahang T-rex, Berfungsi Deteksi Mangsa Lebih Baik

Mengalahkan T-rex tapi kemudian punah

Dilansir dari Science Alert, Kamis (9/9/2021), hal yang mengejutkan dari temuan ini adalah dinosaurus U. uzbekistanensis ukurannya dua kali lebih besar dibanding tyrannosaurus atau yang sering dijuluki T-rex.

Padahal seperti kita tahu, T-rex yang tingginya 3,7-6 meter ini dikenal sebagai predator puncak di ekosistemnya.

Potongan tulang rahang U. uzbekistanensis ditemukan di Gurun Kyzylkum Uzbekistan pada 1980-an. Kemudian pada 2019, para peneliti menemukannya kembali dalam koleksi museum Uzbekistan.

Berdasarkan tulang rahang parsial U. uzbekistanensis, peneliti mengetahui bahwa hewan itu adalah carcharodontosaurus, atau dinosaurus bergigi hiu.

Karnivora ini adalah sepupu dan pesaing tyrannosaurus, yang spesiesnya paling terkenal adalah Tyrannosaurus rex (T-rex).

"Kedua kelompok dinosaurus itu cukup mirip, tetapi carcharodontosaurus umumnya lebih ramping dan bertubuh lebih ringan daripada tyrannosaurus yang berbadan besar," kata rekan peneliti studi Darla Zelenitsky, seorang profesor paleobiologi di University of Calgary.

Meski begitu, carcharodontosaurus biasanya lebih besar dari dinosaurus tyrannosaurus, bobotnya bisa lebih dari 6.000 kg.

 

Kemudian, sekitar 90 juta hingga 80 juta tahun yang lalu, carcharodontosaurus menghilang dan ukuran tyrannosaurus membesar. Kondisi ini membuat T-rex mengambil alih predator puncak di Asia dan Amerika Utara.

"Temuan baru dinosaurus carcharodontosaurus ini adalah yang pertama ditemukan di Asia Tengah," catat para peneliti.

Predator di masanya

Ahli paleontologi sudah tahu bahwa tyrannosaurus Timurlengia hidup pada waktu dan tempat yang sama, tetapi dengan panjang 4 meter dan berat sekitar 170 kg, Timurlengia beberapa kali lebih kecil dari U. uzbekistanensis.

Ini menunjukkan bahwa U. uzbekistanensis adalah predator puncak dalam ekosistem itu, melahap dinosaurus bertanduk, sauropoda berleher panjang, dan dinosaurus mirip burung unta di lingkungan itu, kata tim tersebut.

"Penemuan kami menunjukkan carcharodontosaurus masih merupakan predator dominan di Asia pada 90 juta tahun lalu," kata pemimpin penelitian Kohei Tanaka, asisten profesor di Sekolah Pascasarjana Ilmu Kehidupan dan Lingkungan di Universitas Tsukuba di Jepang, kepada Live Science melalui email.

Peter Makovicky, seorang profesor paleontologi di University of Minnesota yang tidak terlibat dalam penelitian ini, setuju bahwa U. uzbekistanensis kemungkinan berada di puncak rantai makanan.

"Saya pikir tulang ini sangat besar, sehingga ini akan menjadi dinosaurus pemangsa yang sangat besar dan kemungkinan besar pemangsa puncak dalam ekosistemnya," kata Makovicky kepada Live Science.

Temuan U. uzbekistanensis adalah kejadian terakhir yang diketahui dari carcharodontosaurus dan tyrannosaurus yang hidup bersama sebelum carcharodontosaurus punah, kata tim tersebut.

Baca juga: Jenis Dinosaurus dan Nama-Namanya, Tidak Hanya T-Rex

Tim menemukan bahwa U. uzbekistanensis memiliki tonjolan tulang yang unik di atas giginya.

Namun, ia juga memiliki tonjolan tulang di sisi rahangnya yang mirip dengan tyrannosaurus Thanatotheristes degrootorum berusia 79,5 juta tahun (yang namanya berarti penuai kematian) dari tempat yang sekarang disebut Kanada.

"Tidak jelas mengapa kedua spesies memiliki tonjolan ini, tetapi mungkin ini adalah kasus evolusi konvergen, ketika spesies yang tidak terkait erat berevolusi untuk memiliki karakteristik yang sama," kata Zelenitsky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com