Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manusia Purba Jenis Baru Ditemukan di Israel, Diduga Nenek Moyang Neanderthal

Kompas.com - 25/06/2021, 13:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Lainnya melakukan perjalanan ke timur ke India dan Cina, kata Prof Israel Hershkovitz, hal yang menunjukkan hubungan antara manusia purba Asia Timur dan Neanderthal di Eropa.

"Beberapa fosil yang ditemukan di Asia Timur menunjukkan ciri-ciri mirip Neanderthal, seperti yang terlihat juga dari Nesher Ramla," katanya.

Para peneliti mendasarkan klaim mereka pada kesamaan fitur antara fosil Israel dan yang ditemukan di Eropa dan Asia, meskipun pernyataan mereka ini kontroversial.

Prof Chris Stringer, dari Natural History Museum di London, baru-baru ini mempelajari sisa-sisa manusia China.

"Keberadaan Nesher Ramla penting untuk mengkonfirmasi lebih jauh bahwa spesies yang berbeda hidup berdampingan satu sama lain di wilayah tersebut pada saat itu dan sekarang kita memiliki cerita yang sama di Asia Barat," katanya.

"Namun, saya pikir itu lompatan yang terlalu jauh untuk menghubungkan beberapa fosil Israel yang lebih tua dengan Neanderthal. Saya juga bingung dengan dugaan adanya hubungan khusus antara Nesher Ramla dan fosil di China."

Baca juga: Manusia Purba Kanibal Tertua Ternyata ‘Sepupu’ Homo Sapiens

Sisa-sisa Nesher Ramla sendiri ditemukan di tempat yang dulunya adalah sebuah lubang yang terletak di daerah yang sering dikunjungi manusia prasejarah.

Ini mungkin merupakan daerah, di mana mereka berburu sapi liar, kuda dan rusa, seperti yang ditunjukkan oleh ribuan peralatan batu dan tulang binatang buruan.

Menurut analisis oleh Dr Yossi Zaidner di Universitas Ibrani Yerusalem, alat-alat ini dibuat dengan cara yang sama seperti yang dibuat manusia modern.

"Mengejutkan bahwa manusia purba menggunakan alat yang biasanya terkait dengan Homo sapiens. Ini menunjukkan bahwa ada interaksi antara kedua kelompok," kata Dr Zaidner.

"Kami berpikir bahwa belajar membuat alat hanya mungkin dilakukan melalui pembelajaran visual atau lisan. Temuan kami menunjukkan bahwa evolusi manusia jauh dari sederhana dan melibatkan banyak penyebaran, kontak, dan interaksi antara spesies manusia yang berbeda."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com