Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Kilang Pertamina di Balongan, Indramayu Diduga karena Petir, Kok Bisa?

Kompas.com - 29/03/2021, 16:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

"Itu berbeda dengan karakteristik petir subtropis yang dijadikan standar Internasional dan menjadi acuan Pertamina sekarang."

Sementara petir yang ada di negara tropis dan maritim seperti Indonesia, karakteristiknya berbeda.

Dikatakan Zoro, karakteristik petir di Indonesia memiliki ekor yang lebih panjang dan amplitudonya lebih tinggi.

"Sehingga bagian tangki yang di atas, kalau kena petir bisa bolong. Kalau sudah bolong, ada (tercipta) segitiga api berupa oksigen, api, dan ada bahan bakar (yang bisa menyebabkan ledakan," jelas Zoro.

"Kalau saya lihat dari video, di Balongan ini empat tangki besar yang terbakar. Kalau ada alasan, minyak rembes masuk tangki, itu enggak masuk akal di perminyakan. Namanya kelalaian luar biasa."

Dikatakan Zoro, pihaknya juga sudah pernah melakukan survei dan evaluasi untuk sistem proteksi pertamina Balongan sejak lama.

Namun, evaluasi itu tidak diindahkan karena dianggap tidak perlu ada penambahan proteksi. Hal ini didasari juga oleh belum adanya kejadian ledakan kilang minyak karena petir.

Zoro mengaku, beberapa kilang minyak milik Pertamina di Indonesia memang sudah ada yang diproteksi dari petir.

"Beberapa yang sudah diproteksi adalah beberapa (Pertamina) yang sudah kebakaran," katanya.

Dia menuturkan, hal ini berbeda dengan kilang minyak yang dimiliki oleh perusahaan asing yang ada di Indonesia.

Mereka sejak awal bahkan sudah sadar dengan karakteristik di Indonesia yang berbeda, dan sudah memberi proteksi tambahan.

Baca juga: Tidak Mendung, Bagaimana Petir Sebabkan Dentuman Misterius Malang?

Menanggapi kejadian ini, Zoro mengaku sudah berkomunikasi dengan Dirjen Pertamina dan menegaskan memang proteksi harus diberikan lebih dari standar Internasional.

"Tadi pak Dirjen bilang, fokus sekarang madamin api dulu. Kalau api sudah padam, kita lakukan evaluasi," ucap Zoro.

"Jadi memang kuncinya itu. Petir kita berbeda dengan petir subtropis. Saya tahu, karena saya duduk sebagai panitia standar Internasional," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com