Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkeringat Susu, Mengapa Platipus Jadi Mahluk Teraneh di Dunia?

Kompas.com - 10/01/2021, 10:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Platipus benar-benar salah satu mahluk paling aneh di muka Bumi. Bagaimana tidak, hewan asal Australia ini memiliki bulu yang berpendar dalam gelap, 'berkeringat' susu, bahkan bertelur meski hewan tersebut merupakan mamalia.

Selain itu, masih ada sederet panjang keanehan lain yang dipunyai platipus. Hal tersebut membuat peneliti hingga kini bertanya-tanya mengapa itu bisa terjadi.

Kini untuk pertama kalinya, misteri keanehan platipus mulai terkuat setelah peta lengkap genom platipus di rilis.

Baca juga: Terancam Punah, Populasi Platipus Diprediksi Menghilang di Australia

"Analisis genom lengkap telah memberi kami jawaban bagaimana beberapa fitur aneh platipus itu bisa muncul," kata Guojie Zhang, ahli biologi dari Universits Kopenhagen, seperti dikutip dari Science Alert, Jumat (8/1/2021).

Pada saat yang sama, memecahkan kode genom platipus ini bisa membantu peneliti untuk meningkatkan pemahaman bagaimana mamalia lain berevolusi, termasuk manusia.

Dari hasil studi yang telah dipublikasikan di Nature, keanehan-keanehan platipus itu bisa terjadi karena gen platipus relatif tidak berubah dari moyangnya. Nenek moyang terakhir mereka hidup hingga 57 juta tahun yang lalu.

Setelah menganalisis kromosom seks platipus, studi mengungkap pula jika platipus memiliki campuran aneh dari beberapa kelas hewan vertebrata, termasuk burung, reptil, dan mamalia.

Pada mamalia, biasanya mengandung pasangan XY sederhana. Sementara platipus, adalah satu-satunya hewan dengan 10 kromosom seks, 5X dan 5Y yang tersusun dalam cincin yang tampaknya telah pecah berkeping-keping selama evolusi mamalia.

Baca juga: Temuan Baru, Tubuh Platipus Bisa Menyala dalam Gelap

Setelah dibandingkan dengan beberapa hewan vertebrata, peneliti menemukan bahwa kromosom seks platipus memiliki lebih banyak kesamaan dengan burung daripada mamalia.

Anehnya, meski berkembang biak dengan bertelur, platipus tetap menyusui anaknya seperti mamalia. Susu itu tidak dikeluarkan melalui puting susu melainkan dari kelenjar laktasi yang terdapat di kulit layaknya keringat.

Dengan demikian, platipus tak tergantung pada protein telur seperti burung dan reptil lainnya.

Platipus tampaknya telah kehilangan sebagian besar gen yang mendukung kemampuan itu sekitar 130 juta tahun yang lalu.

Analisis genom lengkap juga mengungkapkan hilangnya empat gen yang terkait dengan perkembangan gigi, yang mungkin menghilang sekitar 120 juta tahun yang lalu.

Untuk makan, platipus sekarang menggunakan sepasang piring seperti tanduk untuk menggiling makanannya.

Baca juga: Perilaku Aneh Panda Lumuri Kotoran Kuda di Tubuhnya, Apa Alasannya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com