Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Tubuh Manusia: Tahi Lalat, Titik Coklat yang Bisa Jadi Kanker

Kompas.com - 09/11/2020, 07:00 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tahi lalat, bintik kecil berwarna coklat yang tumbuh di kulit, muncul karena kelompok sel berpigmen.

Setiap manusia setidaknya memiliki 10-40 tahi lalat yang muncul selama masa anak-anak hingga remaja.

Tahi lalat tak hanya tiba-tiba muncul. Beberapa di antaranya juga bisa berubah, bahkan hilang.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia: 6 Penyebab Lidah Terasa Pahit

Tahi lalat muncul ketika sel-sel di kulit (melanosit) tumbuh berkelompok atau menggumpal.

Melanosit didistribusikan ke seluruh kulit dan menghasilkan melanin, pigmen alami yang memberi warna pada kulit Anda.

Kendati kebanyakan tahi lalat tidak berbahaya, tahi lalat dengan bentuk tertentu dapat mengindikasikan kanker kulit ganas. Untuk itu, memantau tahi lalat dan bercak berpigmen merupakan hal penting.

Mengenal tahi lalat

Kebanyakan tahi lalat berwarna coklat. Namun, dilansir Mayo Clinic (6/8/2020), sebenarnya ada berbagai warna, bentuk, dan ukuran tahi lalat, yakni:

1. Warna dan tekstur

Tahi lalat bisa berwarna coklat, hitam, merah, biru, atau merah muda.

Tekstur tahi lalat juga beragam. Ada yang halus, berkerut, rata, atau menonjol. Beberapa tahi lalat ada yang ditumbuhi sebatang rambut.

2. Bentuk

Bentuk kebanyakan tahi lalat oval atau bulat.

3. Ukuran tahi lalat

Ukuran tahi lalat bisa berdiameter kurang dari seperempat inci (6 milimeter).

Tahi lalat yang muncul saat lahir ukurannya bisa lebih besar, menutupi area wajah yang luas atau anggota tubuh lain. Kita menyebutnya tanda lahir pada bayi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com