Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menang Nobel Kimia 2020, Apa Itu CRISPR Gunting Kode Kehidupan?

Kompas.com - 08/10/2020, 10:45 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber CNN

Manfaat CRISPR/Cas9

Teknologi gunting kode kehidupan sangat berdampak besar bagi penelitian biomedis, dunia kedokteran klinis, hingga pertanian.

Sebagai contoh di bidang pertanian, teknologi ini digunakan untuk menanam padi yang mengakumulasi logam berat yang berpotensi beracun dalam kadar lebih rendah. Teknologi ini juga membantu menciptakan ternak dengan sifat yang lebih diinginkan.

CRISPR/Cas9 pertama kali digunakan pada manusia di tahun 2016 dan uji coba sedang dilakukan di AS menggunakan teknologi eksperimental untuk merawat belasan pasien dengan penyakit sel sabit, kelainan darah yang diturunkan.

Menurut para ilmuwan, teknologi ini berpotensi mengoreksi hingga 89 persen cacat genetik.

"Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa teknologi yang muncul dari penemuan Doudna dan Charpentier telah merevolusi bidang ini (kedokteran klinis)," kata Jessica Downs, wakil kepala Divisi Biologi Kanker di Institute of Cancer Research di Inggris, kepada Science Media Center di London.

"Kami mengadopsi teknologi CRISPR/Cas9 di lab kami untuk menyelidiki perubahan molekuler yang mengarah pada perkembangan kanker. Ini telah mengubah hal yang dapat kami capai, tetapi ada juga potensi besar untuk menggunakan teknologi ini di klinik," imbuhnya.

Kenapa kontroversial?

Kendati berpotensi besar untuk mengubah kehidupan makhluk hidup ke arah positif, tak dipungkiri ini adalah salah satu temuan kontroversial yang menimbulkan banyak pertanyaan etis.

Ilmuwan China He Jiankui dijatuhi hukuman tiga tahun penjara pada 2019 karena "menciptakan" anak perempuan kembar dengan DNA yang sudah dimodifikasi agar kebal terhadap HIV.

Dia melakukan modifikasi gen dengan alat pengeditan gen CRISPR/Cas9 sebelum si kembar lahir.

He Jiankui saat itu bangga atas pencapaian yang dilakukannya. Bukannya mendapat dukungan, apa yang dilakukannya justru mendapat kecaman banyak ilmuwan di dunia.

Eksperimen yang dilakukan He Jiankui dicap mengerikan, tidak etis, dan "pukulan besar" bagi reputasi penelitian biomedis China.

Claes Gustafsson, sekretaris komite Nobel di bidang kimia dan profesor biokimia dan biofisika di Universitas Stockholm, mengatakan bahwa setiap teknologi yang sangat kuat, ada kemungkinan besar disalahgunakan di ilmu kehidupan atau tempat lain.

"Jelas peneliti China ini (He Jiankui) salam dalam menerapkan teknologi CRISPR/Cas9 lewat eksperimennya," ujar Gustafsson kepada CNN.

Baca juga: Pelajaran Penting dari Gagalnya Modifikasi Gen Bayi di China

"Anda tidak dapat membuat perubahan yang diwariskan pada DNA manusia. Anda boleh mengobati penyakit genetik tertentu dengan CRISPR/Cas9, tapi tidak seperti yang dilakukan ilmuwan China itu," tegasnya.

Doudna yang menciptakan teknologi ini menyatakan keprihatinan mendalam atas apa yang dilakukan He Jiankui.

Dia berkata, eksperimen He tidak diperlukan secara medis ketika ada cara yang tepat untuk menghindari penularan HIV.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com