KOMPAS.com - Angin puting beliung disertai hujan es merusak 25 rumah di Mekakau Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan, Rabu (23/9/2020).
Seperti diwartakan TribunSumsel.com, angin puting beliung yang terjadi kemarin sore pukul 16.00 WIB merusak bangunan di Desa Selabung Belimbing Jaya, Pulau Duku, Teluk Agung dan Tanjung Besar.
Angin puting beliung muncul bersamaan dengan hujan lebat disertai bongkahan es, dan terjadi 30 menit tersebut merusak pemukiman dan perkebunan warga sekitar, bahkan satu orang dikabarkan mengalami luka ringan.
Lantas, apa pemicu angin puting beliung beserta hujan es tersebut terjadi?
Baca juga: Waspada Angin Puting Beliung, Ini Tanda hingga Antisipasinya
Menjawab kejadian ini, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini BMKG, Miming Saepudin angkat bicara.
"Fenomena kejadian puting beliung, hujan es, hujan lebat yang disertai angin kencang, kilat atau petir merupakan fenomena-fenomena yang relatif lebih sering terjadi pada masa pancaroba atau peralihan musim," kata Miming kepada Kompas.com, Kamis (24/9/2020).
Sementara itu, Indonesia memang sedang mengalami pancaroba atau musim peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan di bulan September ini.
Untuk fenomena yang terjadi di Sumatera Selatan ini, Kepala Unit Analisa dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, V Sinta Andayani menyampaikan bahwa saat ini Sumatera Selatan sudah memasuki masa pancaroba atau musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
"Untuk itu masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan adanya bencana hidrometeorologi pada masa pancaroba ini," ujar dia.
Bencana meteorologi yang bisa terjadi dan perlu diwaspadai adalah hujan lebat disertai petir, angin kencang atau puting beliung, dan hujan es.
"Karena hampir seluruh wilayah di Sumatera Selatan berpotensi terjadi bencana tersebut," tegasnya.
Miming memaparkan, selama bulan September-Oktober ini, periode peralihan musim (pancaroba) dari kemarau ke penghujan masih berlangsung di beberapa wilayah Indonesia.
Di mana kondisi hujan tidak merata dapat terjadi dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.
Maka daripada itu, BMKG memprediksikan dalam periode sepekan kedepan, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir berpotensi terjadi di wilayah sebagai berikut:
Periode 22-24 September 2020 :
Periode 25-28 September 2020 :
Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Beda dengan Salju, Begini Hujan Es Terbentuk
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem berupa puting beliung, hujan lebat disertai kilat atau petir, hujan es, dan lain sebagainya.
Tidak hanya itu, masyarakat juga perlu mewaspadai dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.