Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Ingatkan Waspadai Pikun pada Lansia demi Cegah Kerusakan Otak

Kompas.com - 15/09/2020, 20:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ahli mengingatkan untuk tidak menganggap sepele kondisi pikun atau demensia yang diderita oleh Anda pribadi atau orang di sekitar Anda.

Disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi), DR dr Dodik Tugasworo P SpS(K) bahwa demensia atau pikun pada lansia bukanlah hal yang bisa dianggap biasa saja.

"Meskipun demensia sebagian besar dialami oleh lansia, tetapi kondisi ini bukanlah hal yang normal," kata Dodik dalam diskusi daring bertajuk Pikun Bukan Hal Normal, Kenali Gejala dan Segera Obati dari Eisai, Senin (14/9/2020).

Baca juga: 75 Persen Kematian Pasien Covid-19 adalah Orang Dengan Demensia

Demensia alzheimer adalah penyebab utama ketidakmampuan dan ketergantungan lansia terhadap orang lain. Masyarakat mengenalnya dengan sebutan pikun.

Dodik menjelaskan, penyakit ini tidak boleh dianggap normal, karena dampaknya bukan hanya pada kesehatan individu pasien tersebut, melainkan juga memberikan dampak fisik, psikososial, sosial dan beban ekonomi bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya.

Untuk diketahui, estimasi jumlah penderita penyakit alzheimer di Indonesia pada tahun 2013 mencapai satu juta orang.

Jumlah ini diperkirakan akan meningkat drastis menjadi dua kali lipat pada tahun 2030, dan menjadi empat juta orang pada tahun 2050.

Tidak hanya itu, demensia menjadi persoalan yang tidak sepele, karena demensia alzheimer ini bersifat kronis progresif.

"Artinya semakin bertambah kerusakan otak seiring bertambahnya umur," kata dr Astuti SpS(K) selaku Ketua Studi Neurobehavior Perdossi.

Baca juga: Punya Keluarga Demensia? Ini 4 Tips Merawat ODD di Tengah Pandemi Covid-19

Pada umumnya, secara degeneratif organ tubuh memang akan mengalami penurunan fungsi termasuk otak, yang akan mengalami penurunan fungsi seiring bertambahnya usia.

Gangguan demensia alzheimer, cenderung akan mempercepat kerusakan otak, dan dapat menyebabkan keluhan yang bisa merugikan diri sendiri ataupun mengganggu orang lain disekitarnya.

Akan tetapi, Astuti juga berkata, demensia alzheimer ini sebenarnya bisa dicegah dengan deteksi dini dan diatasi dengan pengobatan terapi sesuai kebutuhan atau kondisi pasien.

"Deteksi dini sangat penting bagi orang dengan demensia alzheimer, supaya pasien dapat lebih cepat ditangani dan kerusakan otak karena alzheimer dapat diperlambat," pungkas Astuti.

Baca juga: Tes Saraf Penciuman Bisa Deteksi Demensia Sejak Dini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com