Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Minuman Manis Kepung Remaja Indonesia, Saatnya Ada Cukai Gula

Kompas.com - 21/08/2020, 18:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Mengendalikan diabetes melitus dan obesitas dengan cara menarik cukai pada minuman manis merupakan satu langkah yang benar.

Dengan adanya cukai ini, sehingga harganya lebih mahal, diharapkan konsumen terutama remaja, akan membuat pilihan yang lebih sehat secara tidak langsung. Produsen juga seharusnya tidak akan dirugikan jika menyesuaikan dengan batasan gula yang diberlakukan.

Hal ini sudah terbukti pada suatu penelitian di Inggris. Riset ini menunjukkan bahwa setelah diberlakukannya cukai pada minuman ringan, omset produsen minuman ringan di Inggris tidak anjlok.

Hal ini artinya produsen-produsen minuman ringan di Inggris dapat menyesuaikan produk mereka dengan mengurangi kadar gula pada produk-produknya. Masyarakat pun tetap membeli minuman-minuman “manis” ini hanya dengan kadar gula yang lebih aman.

Cukai yang diberlakukan di Inggris adalah 24 penny (£0.24) per liter minuman jika mengandung 8 gram gula per 100 mililiter dan 18 penny (£0.18) per liter jika mengandung 5-8 gram gula per 100 mililiter.

Intervensi kesehatan menurut status sosial

Dalam riset tahun 2014 saya juga menemukan bahwa remaja dari kalangan menengah ke atas pun memiliki hambatan tersendiri untuk memilih makanan dan minuman yang sehat.

Remaja dari keluarga kelompok ini pun tampaknya memandang kesehatan tidak lebih penting daripada remaja dari keluarga menengah ke bawah.

Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan adanya hubungan positif antara status sosial ekonomi dan indeks massa tubuh (IMT) di negara berkembang.

Di negara-negara berkembang, makanan dan minuman yang tidak sehat dipandang sebagai barang mewah, apalagi bagi kelompok masyarakat yang status sosial ekonominya sedang bergerak naik.

Dalam perencanaan upaya intervensi kesehatan harus sesuai dengan status sosial ekonomi kelompok sasaran. Intervensi gizi untuk remaja dari kelompok status sosial ekonomi rendah harus mencakup dukungan keuangan untuk membeli makanan yang lebih sehat.

Dukungan ini tidak semerta-merta harus berbentuk bantuan tunai atau bentuk bantuan pemberian makanan yang sehat seperti program makan siang di sekolah. Dukungan ini dapat berupa cukai pada minuman manis, seperti ide pemerintah.

Sedangkan intervensi gizi bagi remaja dari kelompok status sosial ekonomi menengah ke atas harus mencakup pendidikan gizi yang mendorong mereka untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan yang lebih sehat. Kita juga perlu merancang citra makanan sehat menjadi lebih menarik, seperti membingkai makanan sehat sebagai barang mewah dan kekinian.

Rizka Maulida

PhD Student, Centre for Diet and Activity Research (CEDAR) MRC Epidemiology Unit, University of Cambridge

Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "Minuman manis tak sehat mengepung remaja Indonesia. Saatnya pemerintah tarik cukai gula" Isi di luar tanggung jawab Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com