Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Burung Pemakan Buah Bantu Regenerasi Hutan Tropis?

KOMPAS.com - Burung pemakan buah di hutan tropis punya peran penting untuk regenerasi hutan tersebut.

Data yang dikumpulkan di Hutan Atlantik Brasil menunjukkan jika burung pemakan buah dapat bergerak bebas, penyimpanan karbon dapat meningkat 38 persen.

Kenapa bisa begitu, mari cari tahu bersama-sama.

Regenerasi hutan

Mengutip Popular Science, Senin (22/4/2024) hutan Atlantik di Brasil adalah salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati paling tinggi di dunia.

Itu merupakan rumah bagi hampir tujuh persen spesies tumbuhan dunia dan lima persen dari seluruh vertebrata.

Namun di sisi lain wilayah ini juga salah satu hutan tropis paling terfragmentasi di dunia akibat penggundulan hutan, pertanian, dan aktivitas manusia lainnya.

Sekitar 88 persen vegetasinya telah hilang dalam 500 tahun terakhir, dan hanya 12 persen dari hutan asli yang tersisa menjadi hutan mikro.

Banyak dari hutan yang tersebar luas ini letaknya terlalu berjauhan satu sama lain.

Nah, burung liar yang memakan berbagai buah-buahan dapat memainkan peran penting dalam ekosistem hutan dengan memakan, mengeluarkan kotoran, lalu menyebarkan benih saat mereka berpindah-pindah.

Antara 70 hingga 90 persen spesies pohon yang hidup di hutan tropis bergantung pada penyebaran benih dari hewan, sehingga hal ini memungkinkan hutan untuk tumbuh dan berfungsi kembali.

“Informasi penting ini memungkinkan kami untuk menunjukkan dengan tepat upaya restorasi aktif --seperti penanaman pohon, di lanskap yang berada di bawah ambang batas tutupan hutan," papar Daisy Dent, salah satu penulis studi dan naturalis di ETH Zurich.

Perbedaan penyebaran benih

Ukuran spesies burung ternyata juga punya dampak yang berbeda dalam hal penyebaran benih.

Burung yang lebih kecil dapat menyebarkan lebih banyak benih, namun mereka hanya dapat membawa benih yang lebih kecil yang memiliki potensi penyimpanan karbon lebih rendah.

Sementara burung yang lebih besar seperti Tukan toco bisa menyebarkan benih pohon lebih besar yang memiliki potensi penyimpanan karbon lebih tinggi.

Sayangnya, burung yang lebih besar cenderung tidak berpindah melintasi lanskap yang terfragmentasi.

"Sehingga membiarkan hewan pemakan buah berukuran besar untuk bebas bergerak melintasi lanskap hutan sangat penting untuk pemulihan hutan tropis," kata Carolina Bello, ahli ekologi dan biologi ETH Zurich.

Supaya kondisi tersebut bisa terus terwujud, mencegah perburuan burung tropis adalah salah satu strateginya.

Ini karena semakin banyak burung yang beterbangan maka semakin banyak pula pohon yang tumbuh.

“Kami selalu mengetahui bahwa burung sangatlah penting, namun sungguh luar biasa mengetahui skala dampaknya,” kata rekan penulis studi dan ahli ekologi ETH Zurich, Thomas Crowther dalam sebuah pernyataan.

“Jika kita dapat memulihkan kompleksitas kehidupan di dalam hutan, potensi penyimpanan karbon di dalamnya akan meningkat secara signifikan,” tambahnya.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemulihan hutan dapat menyerap lebih dari 2,3 miliar ton karbon.

Regenerasi alami juga lebih hemat biaya dibandingkan menanam lebih banyak pohon, namun keduanya harus dilakukan.

Dengan mengidentifikasi ambang batas tutupan hutan di lanskap sekitar yang memungkinkan penyebaran benih, kita dapat mengetahui area mana yang dimungkinkan menggunakan regenerasi alami dan melakukan penanaman pohon secara aktif untuk memaksimalkan efektivitas biaya restori hutan.

Temuan ini pun dipublikasikan di jurnal Nature Climate Change pada 15 April lalu.

https://www.kompas.com/sains/read/2024/05/01/080000623/bagaimana-burung-pemakan-buah-bantu-regenerasi-hutan-tropis-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke