Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Tubuh Manusia Dapat 'Belajar' Menahan Suhu Dingin

Peserta festival akan berenang melewati kolam sempit yang terbuat dari danau es setebal 30 cm dengan suhu sekitar -0,5 derajat Celcius, dikutip dari laman Christian Science Monitor.

Bagi kita yang tinggal di negara tropis akan bergidik ngeri membayangkan dinginnya es mengenai tubuh kita.

Namun, banyak orang yang merasa biasa saja dengan suhu dingin, khususnya yang tinggal di daerah bersuhu rendah.

Ternyata tubuh manusia telah berevolusi untuk mengambil beberapa alat yang cukup berguna untuk menyesuaikan diri dengan berbagai jenis stres dingin.

Tubuh manusia 'belajar' menahan suhu dingin

Ya, tubuh manusia dapat "belajar" untuk menahan suhu dingin. Fenomena ini dikenal sebagai aklimatisasi dingin. Saat tubuh terpapar suhu dingin secara berulang, tubuh akan beradaptasi dengan beberapa cara.

1. Pembiasan dingin

Pembiasan dingin adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses aklimatisasi tubuh manusia terhadap suhu dingin.

Saat tubuh terpapar suhu dingin secara berulang, tubuh akan beradaptasi dengan beberapa cara untuk menjaga suhu internalnya tetap stabil, menurut How Stuff Work.

Pembiasaan itu seperti menghafal. Ketika secara berulang terpapar suhu dingin, tubuh tidak akan mengirimkan sinyal 'bahaya' lagi ke saraf pusat, tetapi akan menginatnya dan tubuh akan lebih sedikit memberi respons.

Tubuh tidak akan terlalu menggigil dan akan terbiasa dengan suhu tersebut.

2. Adaptasi metabolik

Adaptasi metabolik terhadap suhu dingin adalah serangkaian perubahan fisiologis yang dilakukan tubuh manusia untuk menjaga suhu internalnya tetap stabil dalam lingkungan yang dingin.

Adaptasi ini melibatkan berbagai proses metabolisme dan hormonal yang bekerja sama untuk meningkatkan produksi panas dan mengurangi kehilangan panas. Contohnya seperti peningkatan aktivitas hormon tiroid dan lemak coklat.

Hormon tiroid berperan penting dalam mengatur metabolisme. Paparan dingin memicu peningkatan sekresi hormon tiroid, yang meningkatkan laju metabolisme dan produksi panas.

Lemak coklat adalah jenis lemak khusus yang menghasilkan panas lebih banyak daripada lemak putih. Paparan dingin memicu aktivasi lemak coklat, yang meningkatkan produksi panas.

Lemak coklat tidak hanya membantu membuat orang yang terkena stres dingin menjadi lebih hangat, namun penelitian tahun 2021 yang terbit pada jurnal Immunology and Infection juga menunjukkan bahwa lemak coklat berperan dalam menjaga homeostatis metabolik.

Hal tersebut dapat melindungi tubuh dari penyakit seperti diabetes tipe 2, obesitas, dan penyakit kardiovaskular, jelas Zhiqiang Lin, Ph.D, asisten profesor di Masonic Medical Research Institute (MMRI) di Utica, New York.

https://www.kompas.com/sains/read/2024/04/28/190000823/apakah-tubuh-manusia-dapat-belajar-menahan-suhu-dingin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke