Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Tantangan Membersihkan Sampah Plastik di Lautan?

KOMPAS.com - Kita telah menemukan plastik di setiap sudut dunia, mulai dari Arktik hingga Antartika, dari titik tertinggi di daratan hingga lautan terdalam.

Masifnya plastik yang ditemukan berbagai tempat ini pada akhirnya membuat lingkungan dan ekosistemnya rusak.

Apalagi plastik tidak terurai sehingga akan bertahan di lingkungan dalam jangka waktu lama bahkan sampai berabad-abad.

Lantas bagaimana menyelesaikan problem ini? Tentu banyak kendala yang bakal berkaitan pula dengan di mana plastik itu berada.

Menyelesaikan permasalahan plastik di darat mungkin akan lebih mudah karena kita bisa berjalan untuk mengambil potongan plastik dan membersihkan area tersebut.

Sementara untuk sampah plastik yang ada di lautan memiliki tantangan yang lebih besar. Diperkirakan ada sekitar 75 hingga 199 juta ton sampah plastik yang ada di lautan.

Plastik di lautan

Mengutip Science ABC, plastik di lautan ada di mana-mana, namun sebagian besar terkonsentrasi di petak-petak kecil akibat putaran arus laut.

Ada lima pusaran dan tempat pembuangan sampah, yang paling terkenal adalah The Great Pasific Garbage Patch yang luasnya mencapai 1,6 juta kilometer persegi.

Yang lainnya mencakup satu wilayah di Samudera Hindia, dua di Samudera Atlantik, dan satu lagi di Samudera Pasifik.

Plastik yang terapung yang terperangkap di tambalan ini akan terus bersirkulasi hingga hancur menjadi pecahan-pecahan yang lebih kecil, sehingga semakin sulit untuk dibersihkan.

Penelitan juga menunjukkan bahwa sebagian besar sampah plastik yang mengalir di pusaran air dan Great Pasific Garbage Patch sudah berumur puluhan tahun.

Sementara plastik yang baru diproduksi masih berada di dekat garis pantai.

Hal ini menunjukkan bahwa salah satu terbaik untuk menangani sampah plastik di laut melalui pembersihan pantai.

Untuk mengatasi masalah tersebut, The Ocean Cleanup, sebuah organisasi nirlaba di Belanda, telah mengambil tindakan sendiri, berkomitmen untuk membersihkan sampah plastik di perairan laut dengan mengangkat sampah plastik yang mengapung dari lautan.

Tujuan dari The Ocean Cleanup adalah menghilangkan 90 persen sampah plastik yang mengapung di lautan dan menjadikan Great Pacific Garbage Patch “bebas sampah.”

Mereka menggunakan teknologi pembersihan terbaru dan paling fungsional, System-002, terdiri dari penghalang seperti jaring apung sedalam tiga meter yang membentuk huruf U besar. Sistem tersebut digerakkan oleh kapal Maersk.

Namun penggunaan kapal ini juga punya tantangan tersendiri. Kapal untuk menarik jaring pengumpul sampah memiliki jejak karbon yang cukup besar yang akan menambah polusi udara.

Laporan menyebutkan, dua kapal yang dioperasikan oleh The Ocean Cleanup melepaskan 600 metrik ton karbon dioksida per bulan pembersihan, yang sebanding dengan lebih dari seratus mobil di jalan selama satu bulan penuh.

Ada juga masalah tangkapan sampingan. Di mana hewan laut terkadang ikut terbawa dalam jaring yang akhirnya berakhir mati atau cedera.

Selain itu, untuk mengatasi sumber polusi plastik di perairan, The Ocean Cleanup juga telah mengerahkan kapal bertenaga surya yang disebut Interceptors di muara sungai yang tercemar plastik.

Sampah dikumpulkan melalui penghalang saat air mengalir, dipindahkan ke ban berjalan, dan kemudian dibuang di penampung yang mengangkut sampah ke fasilitas pengelolaan sampah.

Delapan Interceptor telah membuang lebih dari 2,2 juta pon plastik dari sungai-sungai di Republik Dominika, Jamaika, Vietnam, Indonesia, dan Malaysia.

Berbagai upaya untuk membersihkan sampah plastik memang terus dilakukan. Namun yang paling penting adalah bagaimana mengidentifikasi masalah plastik hingga ke akar-akarnya supaya pembersihan tidak menjadi upaya yang sia-sia.

https://www.kompas.com/sains/read/2024/03/01/123700323/apa-tantangan-membersihkan-sampah-plastik-di-lautan-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke