Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Itu Garis Ley dan Apakah Benar Ada?

KOMPAS.com - Garis ley seringkali dianggap sebagai jalur misterius tak kasat mata yang menghubungkan monumen kuno di seluruh dunia.

Monumen kuno seperti Stonehenge, Piramida Giza, dan Machu Picchu.

Meskipun tidak terlihat oleh mata manusia, garis ley telah menarik perhatian banyak orang yang percaya bahwa ada suatu pola energi yang mengalir di sepanjang garis-garis ini.

Namun, apa sebenarnya garis ley dan apakah benar adanya?

Arkeologi meragukan argumen Alfred Watkins

Dilansir dari IFL Science, Jumat (15/12/2023), Alfred Watkins mengusulkan teori bahwa garis ley adalah jalur perdagangan kuno tetapi arkeolog menemui banyak kelemahan dalam argumennya.

Watkins menyatakan bahwa gundukan kuburan, salib batu, gereja, sumur suci, batu berdiri, bukit suar, dan landmark lainnya sengaja ditempatkan di jalur lurus untuk memudahkan pedagang Zaman Batu berpindah antar pemukiman.

Namun, komunitas arkeologi meragukan argumennya.

Teori dari Watkins mengakibatkan ketidakakuratan karena mengabaikan hambatan seperti bukit, hutan, dan sungai yang membuat sulit mengikuti jalur lurus antar landmark.

Selain itu, banyaknya monumen di Inggris membuat sulit menghindari penempatan monumen yang tidak disengaja sehingga meragukan pola distribusi yang diakui oleh Watkins.

Meskipun ditolak oleh ilmiah, konsep garis ley mendapatkan popularitas pada tahun 1960an terutama terkait dengan penampakan UFO yang dilaporkan di atas garis ley.

Dilansir dari Howstuffwork, Jumat (15/12/2023), beberapa orang sangat yakin bahwa garis ley memiliki kaitan dengan pendaratan UFO di pusaran garis ley.

Beberapa pengikut teori ini meyakini bahwa garis ley adalah 'arteri spiritual' dan melalui kesadaran psikis energi ini dapat dirasakan di situs kuno.

Dr. Robert Wallis memperkenalkan konsep energi Bumi, menyatakan bahwa masyarakat kuno lebih terhubung dengan energi Bumi membangun monumen mereka di atas jalur energi.

Konsep ini menyebabkan munculnya komunitas 'pemburu ley' di Inggris yang menggunakan tongkat dowsing untuk mendeteksi energi Bumi di sekitar situs-situs Neolitikum.

Penelitian garis ley hasilnya nihil

The Dragon Project dimulai pada 1977 dengan harapan menemukan bukti eksistensi energi Bumi.

Tim ilmuwan, dipimpin oleh Paul Devereaux menyelidiki situs-situs Neolitikum seperti Rollright Stones.

Meskipun menggunakan teknik seperti fotografi inframerah dan ultrasound, setelah sepuluh tahun mereka tidak menemukan bukti keberadaan energi Bumi yang konsisten.

Proyek juga melibatkan dowser untuk mendeteksi elektromagnetisme, tetapi hasilnya nihil.

Pada tahun 1987, fokus beralih pada 'dreamwork' yaitu meminta sukarelawan tidur di situs kuno untuk melihat pengaruhnya pada mimpi.

Namun, hasilnya tidak memberikan pola yang jelas.

Meskipun banyak yang percaya pada garis ley yang menghubungkan situs-situs kuno, seperti St. Michael’s line di Inggris, skeptis menunjukkan bahwa hal ini sebagian besar mengabaikan banyak situs lainnya.

Beberapa menggambarkan garis ley sebagai ilustrasi Teori Ramsey matematika yang memungkinkan penemuan pola dengan cukup banyak data acak.

Meskipun gagasan garis ley sebagian besar dihubungkan dengan Inggris, beberapa orang percaya bahwa jalan raya prasejarah tersebar di seluruh dunia, menghubungkan monumen di berbagai negara dan benua.

Contohnya adalah ceques di Amerika Selatan dan filosofi Feng Shui di Tiongkok.

Meski begitu, sebagian ilmuwan mempertanyakan keberlanjutan dan kevalidan konsep garis ley.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Wallis, "Saya pikir ini pada dasarnya hanyalah fantasi."

https://www.kompas.com/sains/read/2023/12/24/110000623/apa-itu-garis-ley-dan-apakah-benar-ada-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke