Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Logam Membuat Alergi pada Seseorang?

KOMPAS.com - Logam dapat ditemukan di berbagai barang sehari-hari, mulai dari perhiasaan, peralatan dapur hingga gagang pintu.

Meski umum digunakan, ternyata bagi sebagian orang paparan terhadap benda berbahan logam ini dapat memicu reaksi alergi.

Alergi logam

Mengutip Live Science, Jumat (3/11/2023) bukti menunjukkan bahwa reaksi alergi terkait dengan fakta bahwa logam umum yang menyebabkan dermatitis kontak seperti nikel, kobalt, dan kromium tidak memiliki elektron yang lengkap.

Contohnya saja nikel yang hanya memiliki dua elektron dan saat terjadi pelepasan kedua elektron tersebut akan menstabilkan atom dan memberinya muatan positif.

Dengan demikian, nikel dalam kalung atau kancing celana dapat melepaskan atom nikel bermuatan yang dikenal sebagai ion dan berinteraksi dengan kulit pemakainya.

Secara khusus, ion nikel menempel pada protein spesifik yang ada di kulit. Dan karena logam protein kompleks ini dianggap oleh tubuh sebagai hal yang asing, mereka memicu respons imun.

Paparan yang berkepanjangan dan berulang terhadap suatu logam ini membuat sel-sel kekebalan tubuh dapat menjadi peka.

Namun masih belum sepenuhnya dipahamai mengapa hanya beberapa orang yang mengalami sensitifitas terhadap logam.

American Academy of Pediatrics (AAP) mencatat bahwa faktor genetik yang terkait dengan sistem kekebalan dan lapisan luar kulit kemungkinan besar berperan.

Selain itu faktor lingkungan, seperti apakah rutin bekerja dengan logam yang berpotensi memicu alergi, juga dapat meningkatkan risiko tersebut.

Gejala alergi logam

Santhosh Kumar, ahli alergi yang berbasis di Rumah Sakit Anak Richmond di Virginia Commonwealth University, mengatakan gejala alergi logam dapat berkisar dari yang relatif ringa hingga mengancam jiwa.

Gejala alergi logam yang paling umum adalah dermatitis kontak, yaitu ruam kulit yang gatal dan bengkak yang disebabkan oleh kontak langsung dengan zat pemicu alergi.

Ruam kulit tersebut bisa terjadi lokal hingga di seluruh tubuh. Tingkat keparahan ruam kulit juga bergantung pada seberapa banyak lapisan pelindung kulit telah ditembus atau dirusak oleh logam yang bersangkutan.

Sementara penampakan dermatitis kontak karena alergi logam tidak terlihat berbeda dengan banyak ruam lainnya dan mungkin sangat mirip dengan eksim atau ruam akibat alergi tanaman.

Dr Raman Madan, seorang dokter kulit yang tinggal di New York dan anggota American Academy of Dermatology, menggambarkan tampilan ruam alergi logam merah, bersisik, berkerak atau gelap dengan area yang terkena sering kali terasa gatal, bengkak dan menyakitkan saat disentuh.

Gejala dermatitis kontak mulai muncul segera atau hanya dalam waktu 30 menit setelah terpapar logam. Namun Mayo Clinic menambahkan terkadang gejala alaegi perlu waktu berjam-jam hingga berhari-hari untuk muncul.

Jika tidak diobati, ruam dapat berlangsung antara 12 jam hingga satu bulan.

Orang dengan alergi logam juga dapat mengembangkan dermatitis kontak sistemik, yang terjadi ketika partikel logam mencapai kulit dari aliran darah, seperti yang dapat terjadi ketika partikel tersebut tertelan bersama makanan atau obat-obatan.

Dermatitis kontak sistemik dapat menyebabkan ruam kulit berwarna merah muda hingga merah yang meluas, papula (benjolan kecil dan padat pada kulit), dan eritroderma eksfoliatif, di mana kulit menjadi meradang dan mulai mengelupas.

Bahkan menurut ulasan yang dipublikasikan di The Journal of Allergy and Clinical Immunology, orang dengan alergi logam dapat mengalami reaksi terhadap implan bedah tertentu.

Reaksi ini beragam mulai dari nyeri lokal, bengkak dan gatal di dekat lokasi implan, serta peradangan kronis pada telapak tangan dan kaki. Selain itu juga bisa saja menyebabkan kegagalan implan.

Reaksi tersebut kadang dapat terjadi pada pasien yang tidak memiliki riwayat alergi logam sebelumnya. Namun untungnya, reaksi alergi terhadap implan bedah logam relatif jarang terjadi.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/11/08/093400023/bagaimana-logam-membuat-alergi-pada-seseorang-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke