Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Leonardo da Vinci Pakai Senyawa Beracun di Lukisan Mona Lisa, Kenapa?

KOMPAS.com - Ahli mengungkapkan, pelukis Renaisans terkenal Leonardo da Vinci menggunakan senyawa beracun pada karyanya.

Termasuk dua lukisan ikonik Leonardo da Vinci, yakni Mona Lisa dan Perjamuan Terakhir.

Leonardo da Vinci memang terkenal menggunakan metode dan bahan melukis yang tidak terlalu konvensional dalam karyanya.

Akan tetapi, ahli menemukan, lukisan karya da Vinci menggunakan senyawa kimia yang beracun.

Senyawa beracun di lukisan Leonardo da Vinci

Dikutip dari Independent, Selasa (17/10/2023) hasil tersebut terungkap setelah peneliti mengambil sampel dari dua lukisan da Vinci yaitu Mona Lisa dan Perjamuan Terakhir.

Ahli menemukan lapisan dasar karya seni pelukis terkenal itu mengandung senyawa timbal yang langka.

Studi yang dipublikasikan di Journal of American Chemical Society ini menyebut da Vinci bereksperimen dengan senyawa timbal oksida yang kemudian menyebabkan terbentuknya senyawa timbal beracun plumbonacrite pada lapisan di bawah lukisan ikonik Mona Lisa.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa banyak lukisan dari awal tahun 1500-an, termasuk lukisan Mona Lisa, dilukis pada panel kayu yang memerlukan lapisan dasar cat yang tebal sebelum karya seni ditambahkan.

Sementara seniman lain pada masa itu biasanya menggunakan gesso, senyawa yang berasal dari plester Paris, da Vinci memilih untuk bereksperimen.

Ia mulai beberapa karya seninya dengan meletakkan lapisan tebal pigmen putih timbal dan memasukan timbal oksida ke dalam minyak, yakni pigmen oranye yang memberikan sifat pengeringan khusus pada cat lukis di atasnya.

"Da Vinci mungkin berusaha menyiapkan cat kental yang cocok untuk menutupi panel kayu Mona Lisa dengan mengolah minyak dengan timbal oksida dalam jumlah tinggi," tulis peneliti dalam makalah seperti dikutip dari Science Alert.

Da Vinci juga menggunakan teknik serupa pada lukisan Perjamuan Terakhir.

Setelah dilakukan analisis pada sampel, studi kemudian menemukan bahwa memang benar lapisan dasar karya seni tersebut tidak hanya mengandung minyak dan timbal putih, tetapi juga senyawa yang jauh langka yaitu plumbonacrite [Pb5(CO3)O(OH)2].

Peneliti berhasil mengidentifikasinya setelah mengamati sampel mikro kecil yang diambil dari sudut tersembunyi lukisan Mona Lisa menggunakan berbagai teknik pencitraan difraksi sinar-X dan spektroskopi inframerah.

Diperkirakan timbal oksida dipanaskan dan dilarutkan dalam minyak biji rami atau minyak kacang oleh Leonardo da Vinci.

Itu dilakukan untuk menghasilkan campuran yang lebih kental dan lebih cepat kering dibandingkan cat minyak tradisional.

Resep cat lukis yang digunakan Leonardo da Vinci ini, kemudian digunakan oleh seniman lainnya.

Salah satu buktinya adalah lukisan The Night Watch karya Rembrandt yang dibuat pada tahun 1642 atau hampir satu setengah abad setelah Mona Lisa juga ditemukan zat plumbonacrite.

Temuan ini merupakan bukti daya cipta Leonardo da Vinci yang tiada henti. Tidak hanya dalam lukisan tetapi juga di bidang lainnya termasuk matematika, kimia, dan teknik.

“Dia adalah seseorang yang suka bereksperimen, dan setiap lukisannya memiliki teknik yang sangat berbeda,” kata ahli kimia Victor Gonzalez, dari Institut de Recherche de Chimie Paris di Perancis.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/10/18/200000523/leonardo-da-vinci-pakai-senyawa-beracun-di-lukisan-mona-lisa-kenapa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke