Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Kita Jarang Mengingat Mimpi?

KOMPAS.com - Saat terbangun dari tidur, kita biasanya jarang atau hanya mengingat sebagian kecil dari mimpi kita. Mengapa demikian?

Bermimpi sebagaian besar terjadi selama tidur Rapid Eye Motion (REM).

Aktivitas otak saat bermimpi

Selama tahap tidur itu, aktivitas otak terlihat mirip dengan otak saat bangun, dengan beberapa perbedaan yang sangat penting.

Hal itu adalah selama tidur REM, area otak yang mentransfer ingatan ke dalam penyimpanan jangka panjang relatif tidak aktif.

Ini mungkin merupakan efek samping dari peran REM dalam konsolidasi memori.

Kendati demikian, mengutip Scientifc American, Kamis (12/10/2023) area memori jangka pendek aktif selama tidur REM, tetapi hanya menyimpan memori selama sekitar 30 detik.

“Umumnya, Anda harus bangun dari tidur REM untuk mengingat mimpi. Sebaliknya, jika Anda masuk ke tahap tidur berikutnya tanpa terbangun, mimpi itu tidak akan pernah tersimpan dalam ingatan jangka panjang," kata Deirdre Barrett, peneliti mimpi di Harvard Medical School.

Tidur REM terjadi setiap 90 menit, dan semakin lama semakin lama semakin larut.

Siklus REM pertama pada malam hari biasanya hanya berlangsung beberapa menit, namun pada akhir tidur malam delapan jam, seseorang biasanya sudah berada dalam tahap REM selama 20 menit.

"Itu sebabnya korelasi terkuat antara keadaan sadar dan ingatan akan mimpi adalah jumlah jam tidur," papar Barrett.

Jam-jam terakhir tidur adalah waktu yang paling penting untuk bermimpi. Orang cenderung mengingat mimpi terakhir di malam hari atau sesaat sebelum bangun tidur.

Faktor lain yang membuat orang mengingat mimpi

Faktor lain juga berkontribusi terhadap apakah seseorang mengingat mimpi mereka.

Rata-rata wanita cenderung mengingat beberapa mimpi lebih banyak dibandingkan pria.

Sementara oroang muda mengingat lebih banyak mimpi dibandingkan orang yang lebih tua.

Ingatan akan mimpi meningkat pada anak-anak sejak usia di mana mereka dapat mengomunikasikan mimpi tersebut, masa stabil mulai dari awal remaja hingga awal usia 20-an dan kemudian secara bertahap menurun pada orang dewasa selama sisa hidup mereka.

Namun, ada banyak perbedaan individu dalam ingatan mimpi. Beberapa orang hampir tidak pernah mengingat sebuah mimpi, dan yang lain secara teratur mengingat beberapa mimpi setiap malam.

Orang yang lebih introvert dan fokus cenderung mengingat lebih banyak mimpi. Sedangkan mereka yang lebih ekstrovert dan berorientasi pada tindakan cenderung mengingat lebih sedikit.

Secara keseluruhan, menurut sebuah penelitian pada tahun 2017, ingatan dan minat terhadap mimpi tampaknya terkait dengan keterbukaan terhadap pengalaman.

Ini adalah suatu ciri kepribadian yang ditandai dengan keinginan untuk mencoba hal-hal baru dan mengeksplorasi ide-ide yang tidak biasa.

Cara mengingat mimpi

Tapi tenang saja, jika ingin mengingat apa yang Anda impikan semalam itu bisa dilakukan.

Leslie Ellis, seorang konselor klinis di British Columbia menyebut seseorang bisa melatih otak untuk lebih mengingat mimpinya.

Ia menyarankan seseorang yang ingin mengingat mimpinya untuk meluangkan waktu sejenak ketika bangun tidur.

Bahkan sebelum menggerakkan tubuhnya, coba untuk memikirkan apa yang baru saja mereka impikan dan mengingat sebanyak mungkin. Ini memindahkan mimpi dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

"Tuliskan segera karena itu akan hilang begitu saja kecuali jika dicatat segera," kata Ellis.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/10/14/200100323/mengapa-kita-jarang-mengingat-mimpi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke