Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seperti Apa Rupa Ötzi, Manusia Es yang Ternyata Mengalami Obesitas?

KOMPAS.com - Rupa Ötzi, baru-baru ini terungkap melalui sebuah analisis DNA yang belum lama ini dilakukan.

Ötzi si manusia es ini ditemukan dengan tubuh yang terawetkan secara alami sebelum meninggal sekitar 5.300 tahun yang lalu di Pegunungan Alpen.

Studi baru ini menunjukkan Ötzi secara genetik cenderung mengalami kebotakan, diabetes, dan obesitas.

Analisis DNA mumi Ötzi

Dikuip dari Live Science, Jumat (18/8/2023) menjadi terkenal sejak wisatawan Jerman menemukan muminya pada tahun 1991 di Alpen di Italia utara.

Studi terbaru ini adalah salah satu dari banyak penelitian untuk mempelajari manusia prasejarah tersebut, termasuk alat dan senjata yang dibawanya, pakaiannya, atau makanan terakhirnya.

Selain itu, studi analisis terhadap manusia es tersebut mengungkapkan fakta tentang iklim yang terjadi selama hidupnya dan rute perjalanan terakhirnya sebelum Ötzi meninggal dibunuh di dataran tinggi.

Dalam studi baru, peneliti mempelajari DNA yang diawetkan di ilium kiri Ötzi, bagian dari panggulnya yang juga menjalani analisis genetik pada tahun 2012.

Dengan teknik genetik yang telah diperbaharui, peneliti kemudian melakukan analisis untuk menghasilkan urutan genom Ötzi yang lebih menyeluruh.

Studi menemukan bahwa Ötzi yang meninggal di usia pertengahan 40-an memiliki kecenderungan untuk pola kebotakan laki-laki, diabetes, dan obesitas.

Selain obesitas, analisis DNA juga menunjukkan bahwa Ötzi memiliki kulit yang lebih gelap dari yang diperkirakan sebelumnya dan memiliki rambut hitam sebelum dia mulai botak.

"Ötzi mungkin memiliki kulit yang relatif gelap dan risiko pola kebotakan laki-laki," kata penulis utama studi Ke Wang, seorang ahli arkeogenetik di Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusioner di Leipzig, Jerman.

Temuan ini bertentangan dengan asumsi sebelumnya tentang penampilan Ötzi si manusia es, yakni dia sering digambarkan seperti orang Eropa berkulit terang dengan rambut pirang panjang.

Albert Zink, seorang paleoantropolog dan direktur Institut Studi Mumi Italia pun berpendapat bahwa penggambaran manusia es itu harus diperbaharui, meski tidak mendesak.

Kendati demikian, di masa depan penggambaran yang bisa dilakukan harus mempertimbangkan faktor seperti membuat kulit dan rambutnya lebih gelap.

Leluhur manusia es Ötzi

Temuan dari analisis DNA juga mengungkapkan, Ötzi sebagian besar merupakan keturunan dari gelombang imigran terbaru ke Eropa dari Anatolia (Turki modern) yang membawa teknik pertanian awal ke benua itu sekitar 8.000 tahun yang lalu.

Hasil temuan studi ini menunjukkan, Ötzi berasal dari populasi Alpen yang terisolasi yang jarang kawin dengan kelompok pemburu-pengumpul lainnya.

Lebih lanjut studi terbaru bukanlah yang pertama menilai kembali siapa Ötzi dan bagaimana dia meninggal.

Sebuah studi arkeologi tahun lalu menetapkan bahwa dia mungkin meninggal di suatu tempat yang jauh dari tempat dia ditemukan dan bahwa tubuhnya telah terbawa oleh pergerakan es.

"Ötzi the Iceman terus menyimpan kejutan baru untuk kita, yang luar biasa karena dia pasti merupakan penemuan arkeologis yang paling banyak diselidiki," kata Lars Pilø, seorang arkeolog yang tidak terlibat dalam studi terbaru.

Studi analisis DNA manusia es, Ötzi ini telah dipublikasikan di jurnal Cell Genomics.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/08/18/160000423/seperti-apa-rupa-tzi-manusia-es-yang-ternyata-mengalami-obesitas-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke