Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seperti Apa Gletser Tertua di Dunia yang Ditemukan di Afrika Selatan?

KOMPAS.com - Gletser tertua di dunia ditemukan di bawah ladang emas terbesar di planet ini, yakni di Afrika Selatan.

Temuan gletser tertua ini pun memberikan bukti yang meyakinkan tentang kondisi lingkungan Bumi purba.

Pasalnya, kondisi pasti Bumi selama periode tersebut masih belum diketahui secara luas. Namun sisa-sisa gletser berusia 2,9 miliar tahun itu dapat memberikan bukti seputar kondisi di periode tersebut.

Temuan sisa-sisa gletser tertua

Dilansir dari Live Science, Minggu (23/7/2023) dalam studi ini, para ilmuwan menggali endapan dan menganalisis sampel inti dari lokasi penemuan sisa gletser purba di timur laut Afrika Selatan.

Lokasi itu merupakan bagian dari Pongola Supergroup, batuan vulkanik dan sedimen tebal yang terbentuk pada era Mesoarchaean (3,2 miliar hingga 2,8 miliar tahun lalu).

Peneliti kemudian menemukan endapan glasial, yang mengindikasikan bahwa gletser ini berusia cukup tua, yang sangat terpelihara dengan baik di dekat ladang emas di Afrika Selatan.

"Ini adalah salah satu dari sedikit area yang tetap utuh dan tidak berubah sejak awal Bumi," kata Ilya, Bindeman, profesor geokimia isotop dan vulkanologi di University of Oregon.

Sementara untuk menentukan kondisi iklim yang ada pada saat sedimen terbentuk, ilmuwan menggunakan teknik yang disebut analisis isotop tiga oksigen, di mana mereka mengukur tiga bentuk berbeda oksigen yang ada dalam sedimen.

Hasilnya, peneliti menemukan bahwa tingkat isotop tertentu dalam sampel cocok dengan isotop umum di iklim es.

Temuan material glasial kuno atau gletser tertua di dunia tersebut pada akhirnya dapat memberi petunjuk tentang iklim dan geografi Bumi di masa lalu.

Penemuan gletser tertua ini memberikan petunjuk, salah satu teorinya adalah, kemungkinan wilayah Afrika Selatan pernah berada dekat dengan salah satu kutub Bumi pada 2,9 miliar tahun yang lalu.

"Kemungkinan lain adalah seluruh Bumi berada dalam periode 'snowball Earth' ketika konsentrasi atmosfer rendah (gas rumah kaca karbon dioksida dan metana) menyebabkan 'efek rumah kaca terbalik', sehingga membuat sebagian besar planet membeku," jelas Axel Hofmann, profesor di Departemen Geologi Universitas Johannesburg, Afrika Selatan.

"Jika demikian, itu akan menjadi periode pendinginan global paling awal yang tercatat," tambahnya.

Sementara ada teori lain yang mungkin terjadi, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk benar-benar memahami iklim dunia pada miliaran tahun yang lalu.

"Ini kemajuan bertahap untuk memahami lingkungan awal Bumi, perubahan iklim dalam sejarah awal Bumi, dan lain-lainnya. Namun kita masih belum mengetahui sejauh mana iklim dingin itu terjadi, apakah hanya lokal atau meluas ke garis lintang rendah di seluruh dunia," papar Andrey Bekker, profesor geologi di University of California, Riverside yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Temuan gletser tertua di dunia yang berada di Afrika Selatan ini telah dipublikasikan di jurnal Geochemical Perpectives Letters.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/07/24/110000223/seperti-apa-gletser-tertua-di-dunia-yang-ditemukan-di-afrika-selatan-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke