Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Jangan Melihat Gerhana Matahari Hibrida dengan Mata Telanjang?

KOMPAS.com - Gerhana Matahari Hibrida jelang Lebaran hari ini, Kamis (20/4/2023) akan menghiasi langit Indonesia. Masyarakat di sebagian besar wilayah di Indonesia dapat melihat fenomena astronomis langka ini.

Fenomena Gerhana Matahari Hibrida adalah satu dari empat jenis gerhana matahari. Selain itu, kita mengenal Gerhana Matahari Total, Gerhana Matahari Sebagian dan Gerhana Matahari Cincin.

Dilansir dari Space, Gerhana Matahari Hibrida adalah jenis fenomena gerhana matahari yang paling langka. Sebab, dari semua jenis gerhana matahari, Gerhana Matahari Hibrida potensi terjadinya 4,8 persen.

Di abad ke-21, hanya ada tujuh Gerhana Matahari Hibrida, dan salah satunya kita dapat melihat gerhana ini di tahun 2023 ini, tepat menjelang perayaan Lebaran. 

Gerhana Matahari Hibrida di Indonesia adalah fenomena yang langka. Oleh karenanya, sayang jika peristiwa ini dilewatkan begitu saja.

Anda dapat melihat gerhana matahari langka secara aman melalui berbagai kanal menonton streaming. Namun, jangan pernah melihat gerhana matahari ini dengan mata telanjang.

Mengapa kita tidak boleh melihat fenomena Gerhana Matahari Hibrida dengan mata telanjang?

Bahaya melihat gerhana matahari tanpa pelindung mata

Melihat fenomena gerhana matahari secara langsung tanpa alat bantu khusus, dapat menyebabkan kerusakan pada mata.

Seperti dikutip dari Scientific American, melihat fenomena gerhana matahari dengan mata telanjang tanpa pelindung mata dapat membuat Anda mengalami kebutaan.

Alasannya, saat fenomena ini terjadi, cahaya dari matahari akan terpancar sangat kuat, sehingga benar-benar dapat membakar bola mata.

Bahkan, jika selama gerhana matahari berlangsung, saat piringan cahaya matahari masih terlihat, ini juga masih akan berbahaya bagi bola mata.

Profesor emeritus di School of Optometry & Vision Science di University of Waterloo di Kanada, Ralph Chou mengatakan, bahkan sisa berkas cahaya dari gerhana matahari yang masih memancar dari balik bayangan bulan juga masih dapat berbahaya bagi mata.

"Saya telah melihat contoh di mana pasien akhirnya muncul dengan bulan sabit terbakar di bagian belakang mata, dan Anda hampir dapat mengetahui dengan tepat kapan mereka melihatnya," jelas Chou.

Cara melihat Gerhana Matahari Hibrida dengan aman

Untuk bisa melihat fenomena langka Gerhana Matahari Hibrida di Indonesia, yang terjadi menjelang Lebaran ini, maka sebaiknya gunakan alat pelindung khusus mata.

Sejumlah pabrikan kacamata telah mengeluarkan produk kacamata khusus gerhana matahari dan filter matahari yang andal, serta memenuhi standar internasional.

Cara lain yang bisa dilakukan untuk mengamati fenomena Gerhana Matahari Hibrida adalah dengan menggunakan kamera lubang jarum, yang mana alat ini bisa Anda buat sendiri.

Jadi, untuk Anda yang ingin melihat Gerhana Matahari Hibrida di Indonesia, terutama di daerah yang akan mengalami Gerhana Matahari Total, sebaiknya persiapkan alat bantu khusus atau pelindung mata dari radiasi sinar matahari.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/04/20/090000823/mengapa-jangan-melihat-gerhana-matahari-hibrida-dengan-mata-telanjang-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke