Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Saja Mamalia yang Bisa Ditemukan di Gunung Merapi?

KOMPAS.com - Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) ternyata menjadi rumah bagi beberapa satwa asli pegunungan Jawa.

Berdasarkan hasil penelitian mahasiswa program studi doktor Ilmu Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Nurpana Sulaksono, setidaknya ada 12 jenis mamalia berukuran besar hingga sedang yang bisa ditemukan di area gunung api paling aktif di Indonesia ini.

Dikutip dari laman resemi UGM, Selasa, (28/3/2023) hewan yang dimaksud di antaranya adalah monyet, kijang, landak, garangan, lutung, babi hutan, trenggiling, kucing hutan, lutung, biul, rase, dan tupai terbang.

“Menggunakan puluhan kamera jebakan, diketahui ada 12 jenis mamalia, 10 di antaranya jenis mamalia darat. Yang paling banyak itu adalah monyet ekor panjang, kijang, landak dan luwak," kata Nurpana.

Dalam penelitian disertasinya yang berjudul Respon Mamalia Darat Ukuran Sedang-Besar pada Berbagai Tipe Gangguan di Lanskap Taman Nasional Gunung Merapi, Nurpana mengatakan satwa liar dengan ukuran sedang dan besar seperti monyet dan lutung atau kijang, cenderung menghindar dan menjauhi area yang dekat dengan gangguan baik pemukiman maupun penambangan.

“Satwa (mamalia di Gunung Merapi) tersebut cenderung berada di area tutupan rapat dan menjauh dari area pemukiman dan penambangan serta suka pada lahan yang agak tinggi,” jelasnya.

Soal ketersediaan habitat populasi hewan di TNGM sekarang ini, Nurpana menyebutkan habitat paling luas dimiliki oleh kucing hutan yang menempati area seluas 5.000 hektare, baik di dalam maupun luar TNGM.

Selanjutnya, hewan lainnya adalah luwak yang menempati area seluas 4.700 hektare, serta kijang yang menempati area 3.000 hektare, baik di luar maupun di dalam kawasan taman nasional.

Habitat mamalia terancam di Gunung Merapi

Sayangnya, satwa yang hidup di TNGM ini makin terancam keberadaannya.

Hal ini karena gangguan alam yang terjadi akibat lokasinya yang berada di area gunung berapi aktif, sehingga membuat kawasan taman nasional di Gunung Merapi ini menjadi area yang rawan bencana, termasuk bagi kehidupan mamalia.

Namun selain itu, satwa tersebut juga berhadapan dengan aktivitas manusia berupa kegiatan perumputan, penambangan, dan wisata.

Contohnya saja yang terjadi pada kondisi habitat kijang yang terletak di utara dan selatan Gunung Merapi. Habitat satwa tersebut mengalami fragmentasi erupsi dan menyempit karena aktivitas pemukiman penduduk.

"Antara wilayah utara dan selatan terputus. Ini akan memberikan dampak pada pelestarian area yang seharusnya populasinya bisa terhubung," papar Nurpana.

Ia menjelaskan pula gangguan habitat yang paling tinggi terjadi akibat aktivitas penambangan.

Habitat dengan tingkat gangguan tinggi tersebut kemudian cenderung direspon dengan kekayaan jenis dan keragaman jenis mamalia yang rendah.

Sementara pada habitat yang tidak terganggu cenderung memiliki kekayaan tinggi namun memiliki tingkat keragaman mamalia paling rendah akibat adanya dominasi beberapa jenis satwa tertentu.

Dari hasil penelitian ini, Nurpana menyampaikan rekomendasi untuk dilakukan pengukuran kondisi mamalia Gunung Merapi secara aktif dan berkelanjutan untuk mengetahui dinamika dan perkembangan jumlah populasi dan habitatnya.

Selain itu, diperlukan pengaturan waktu aktivitas pengambilan rumput oleh masyarakat.

“Pengaturan dilakukan untuk mencegah gangguan tidak melebihi ambang batas toleran yang dapat memberikan dampak langsung dan tidak langsung terhadap satwa liar khususnya mamalia,” jelasnya.

Namun yang tidak kalah lebih penting, ujarnya, perlunya pengamanan kawasan untuk mencegah aksi perburuan, melakukan pengaturan dan penertiban terhadap aktivitas penggalian batu dan pasir untuk mencegah terjadinya fragmentasi habitat.

“Pegambilan material batu dan pasir yang tidak terkendali (di kawasan Gunung Merapi) bisa menyebabkan terputusnya konektivitas antar habitat,” pungkasnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/03/29/173400623/apa-saja-mamalia-yang-bisa-ditemukan-di-gunung-merapi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke